Page 56 - Peran Matematika, Sains, dan Teknologi Dalam Mendukung Gaya Hidup Perkotaan (Urban Lifestyle) Yang Berkualitas
P. 56

44   Peran MST dalam Mendukung Urban Lifestyle yang Berkualitas



        wanita  terutama  setelah  kehamilan  dan  pada  saat  menopause.  Hal  ini
        mungkin  disebabkan  oleh  pengaruh  faktor  endokrin  atau  perubahan
        hormonal  pada  saat  kehamilan  dan  menopause  (Misnadiarly,  2007).
        Semakin  tinggi  usia  seseorang,  semakin  baik  status  gizinya.  Hal  ini  sesuai
        dengan  pernyataan  Misnadiarly  (2007)  bahwa  terjadinya  gizi  lebih  dapat
        dipengaruhi oleh faktor umur dan jenis kelamin.
            Energi  dibutuhkan  untuk  mendukung  pertumbuhan,  perkembangan,
        aktivitas  otot,  fungsi  metabolis  lainnya  (menjaga  suhu  tubuh,  menyimpan
        lemak  tubuh),  dan  untuk  memperbaiki  kerusakan  jaringan  dan  tulang
        disebabkan  oleh  karena  sakit  dan  cedera.  Kebutuhan  energi  bervariasi
        tergantung aktivitas fisik (Almatsier, 2004). Setiap orang dianjurkan makan
        makanan  yang  cukup  mengandung  energi,  agar  dapat  hidup  dan  dapat
        melaksanakan  kegiatan  sehari-hari.  Kecukupan  energi  dapat  dipenuhi
        dengan  mengkonsumsi  makanan  sumber  karbohidrat,  protein  dan  lemak.
        Kecukupan energi seseorang ditandai oleh berat badan yang normal/ideal.
        Tingkat konsumsi energi adalah konsumsi pangan yang dikonsumsi selama
        24  jam  terakhir  lalu  di  konversi  menjadi  kalori  atau  energi  atau  angka
        kecukupan gizi per hari  setiap orang (Harianti, kalsum, & Mahyuni,  2012).
        Berdasarkan hasil penelitian Sutriani dan Ngadiarti (2013) yang melakukan
        analisis  data  sekunder  Riskesdas  2010,  menunjukkan  bahwa  rata-rata
        asupan  energi  anak  remaja  usia  13-18  tahun  di  Pulau  Jawa  sebesar
        2352+1,79  kkal,  protein  74,99+27,66  g,  lemak  88,4+3,41  g,  karbohidrat
        315,4 ±93,73 g, dan serat 10,08±5,65 g.
            Ritme  hidup  masyarakat  perkotaan  yang  memiliki  banyak  aktivitas  di
        dalam  ruangan  daripada  di  luar  ruangan  dan  relatif  lebih  “mobile”
        dibandingkan  masyarakat  perdesaan.  “Mobile”  dalam  hal  ini  masyarakat
        perkotaan cenderung lebih banyak beraktivitas di beberapa tempat dalam
        satu hari. Artinya masyarakat perkotaan lebih banyak menghabiskan waktu
        dalam  satu  hari  di  beberapa  tempat.  Namun  dari  satu  tempat  ke  tempat
        lainnya,  masyarakat  perkotaan  sangat  dimanjakan  oleh  beragam  fasilitas
        transportasi yang mudah dan nyaman, seperti mobil pribadi, ojek, beragam
        moda  transportasi  online  yang  mudah,  murah  dan  cepat  pemesanannya,
        angkutan umum, bis, dan lain-lain. Kemudahan dan ketersediaan beragam
        sarana  transportasi  ini  menguntungkan  antara  lain  karena  mudah
        mendapatkan, mempercepat jarak tempuh, efisiensi waktu dan tenaga.
            Semakin panjangnya waktu tempuh dari lokasi tempat tinggal ke kantor
        atau  sekolah  menjadikan  masyarakat  perkotaan  harus  meluangkan  lebih
        banyak  waktu  untuk  perjalanan.  Konsekuensi  yang  harus  dihadapi  adalah
   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61