Page 53 - Peran Matematika, Sains, dan Teknologi Dalam Mendukung Gaya Hidup Perkotaan (Urban Lifestyle) Yang Berkualitas
P. 53
Peran MST dalam Mendukung Urban Lifestyle yang Berkualitas 41
semakin jauh, serta kepadatan lalu lintas sehingga meningkatkan waktu
tempuh perjalanan dari rumah ke sekolah/kantor. Berbagai
penyebab/keterbatasan tersebut diikuti dengan peningkatan pendapatan
keluarga, sehingga mereka memiliki kemampuan untuk membeli dan
menyantap makanan dan minuman siap saji (Mufidah, 2012).
Pola konsumsi masyarakat dengan golongan pengeluaran per kapita
sebulan > Rp1.000.000,00 mengonsumsi lebih banyak kelompok makanan
ikan, daging, telur dan susu, sayur-sayuran, buah-buahan serta makanan
dan minuman jadi. Golongan pengeluaran per kapita sebulan
> Rp1.000.000,00 lebih banyak membelanjakan pendapatannya untuk
konsumsi non makanan seperti perumahan, aneka barang dan jasa, biaya
pendidikan, dan biaya kesehatan. Perubahan pola konsumsi golongan ini
sejalan dengan Hukum Bennet yang menyatakan bahwa proporsi bahan
pangan pokok berpati dalam konsumsi rumah tangga makin berkurang
dengan meningkatnya pendapatan dan beralih ke pangan yang berkalori
lebih mahal seperti pangan sumber protein, lemak, serat, vitamin, dan
mineral. Semakin tinggi alokasi pengeluaran untuk biaya kesehatan seperti
asuransi kesehatan, maka semakin tinggi pula kesadaran masyarakat untuk
mengonsumsi makanan sehat. Hal ini dikarenakan semakin besar alokasi
biaya kesehatan menunjukkan semakin besar kesadaran masyarakat untuk
menjaga kesehatan melalui pola hidup dan pola makan sehat.
Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) tahun 2013, rata-rata
kecukupan energi dan protein nasional adalah 2150 kkal dan 57 g per orang
per hari dengan protein hewani sebesar 25%. Angka ini sedikit berbeda dari
AKG Tahun 1998 yaitu rata-rata kecukupan energi dan potein nasional
adalah 2200 kkal dan 48 g per orang per hari. Pemerintah menghendaki
adanya peningkatan konsumsi protein sebagai salah satu sumber energi
oleh masyarakat karena protein merupakan salah satu makronutrisi yang
berperan penting dalam pembentukan biomolekul tubuh. Protein sering
disebut sebagai zat pembangun tubuh karena kecukupan kebutuhan protein
pada manusia akan membantu tercapainya proses tumbuh kembang yang
sempurna sesuai dengan usianya. Kekurangan energi protein dapat
menurunkan kecerdasan, menghambat pertumbuhan tubuh, metabolisme
dan kerontokan/perubahan warna rambut serta kekusaman pada kulit. Hasil
penelitian Almatsier (2002) menunjukkan bahwa anak-anak yang berasal
dari tingkat sosial ekonomi menengah ke atas rata-rata lebih tinggi daripada
anak-anak yang berasal dari keadaan ekonomi rendah karena konsumsi