Page 54 - Peran Matematika, Sains, dan Teknologi Dalam Mendukung Gaya Hidup Perkotaan (Urban Lifestyle) Yang Berkualitas
P. 54
42 Peran MST dalam Mendukung Urban Lifestyle yang Berkualitas
protein anak-anak sosial ekonomi menengah ke atas lebih terpenuhi nilai
gizinya.
Kekurangan Energi Protein (KEP) merupakan salah satu masalah gizi
utama yang dihadapi masyarakat, baik di perkotaan maupun perdesaan.
Konsumsi beberapa bahan makanan sumber protein per kapita seminggu
dari BPS ditampilkan pada Tabel 4. berikut.
Tabel 4. Konsumsi Rata Rata per Kapita Seminggu Beberapa Bahan
Makanan Sumber Protein (2011-2014)
Rerata
Konsumsi
Jenis Bahan Makanan Satuan 2011 2012 2013 2014 per
Kapita
Perhari
1
Ikan dan udang segar kg 0,282 0,259 0,263 0,274 0,039
Ikan dan udang diawetkan ons 0,486 0,471 0,431 0,429 0,061
Daging sapi/kerbau kg 0,009 0,007 0,005 0,005 0,001
Daging ayam ras/kampung kg 0,083 0,076 0,078 0,086 0,012
2
Telur ayam ras/kampung kg 0,199 0,178 0,169 0,171 0,024
Telur itik/manila/asin butir 0,080 0,068 0,055 0,047 0,007
Kacang kedelai kg 0,001 0,001 0,001 0 0,000
Tahu kg 0,142 0,134 0,135 0,136 0,019
Tempe kg 0,140 0,136 0,136 0,133 0,019
Sumber: Badan Pusat Statistik (2016)
Catatan :
1 Ikan segar meliputi ikan darat, laut, dan udang
2 Satu butir telur ayam kampung diperkirakan beratnya sebesar 0,05 kg
Berdasarkan data konsumsi pada Tabel 4. terlihat bahwa konsumsi
bahan makanan sumber protein oleh masyarakat masih cukup rendah,
dibandingkan konsumsi beras lokal/ketan yang mencapai 1,626 kg per
kapita seminggu pada tahun 2014. Apabila direrata, konsumsi protein
hewani berdasarkan Tabel 4 sebesar 24,095 g per kapita per hari. Nilai
konsumsi ini masih di bawah AKG tahun 2013 yang mensyaratkan 57 gr per
orang per hari, walaupun ada kecenderungan peningkatan konsumsi protein
dari tahun 2011–2014. Kekurangan energi protein dapat dialami oleh semua
kelompok usia masyarakat mulai dari balita, anak usia sekolah, dan usia
produktif. Kekurangan energi protein pada suatu kelompok usia masyarakat