Page 249 - Peran Matematika, Sains, dan Teknologi Dalam Mendukung Gaya Hidup Perkotaan (Urban Lifestyle) Yang Berkualitas
P. 249
Peran MST dalam Mendukung Urban Lifestyle yang Berkualitas 231
agribisnis petani adalah mengenai aspek nilai tambah usahatani yang
dimiliki oleh petani. Mengenai konsep nilai tambah dalam berusahatani,
Indrawati, Harijati, dan Pertiwi (2011) mengungkapkan banyak anggota
kelompok tani mengaku tahu bahwa harga jual sayuran akan meningkat jika
sayuran dijual dalam kondisi masih segar dan harga jual akan meningkat jika
sayuran telah disortir/dipilah sesuai ukuran dan kualitasnya. Walaupun
begitu petani tidak mempraktekkannya karena petani ingin langsung
mendapatkan pendapatan segera setelah menjual hasil panennya. Konsep
ini diduga terlalu jauh dengan pemikiran petani, yang mungkin hanya tahu
sebatas penanganan produksi hasil pertanian, dan bukan pengetahuan
pascapanen sayuran. Di samping itu petani ingin segera memperoleh uang
dari usahataninya, sehingga penanganan pascapanen sayuran jarang
dilakukan petani.
PERTANIAN PERKOTAAN
Pertanian perkotaan merupakan kegiatan pertanian yang dilakukan di
kawasan perkotaan. Pertanian perkotaan dilakukan dengan memanfaatkan
lahan sempit perkotaan untuk kegiatan pertanian. Pertanian perkotaan
memungkinkan penanaman, pemanenan dan pendistribusian makanan dari
daerah perkotaan. Selain untuk memenuhi kebutuhan pangan perkotaan
tersebut, peningkatan pendapatan juga dapat dirasakan oleh petani
perkotaan. Pertanian perkotaan dapat mengatasi salah satu permasalahan
ketahanan pangan yang dirasakan Indonesia yaitu impor bahan pangan.
Tujuan penerapan pertanian perkotaan salah satunya adalah memenuhi
kebutuhan pangan dengan produksi pangan lokal (Rahtama, Gumilang, &
Imania, 2014).
Jika dibandingkan dengan pertanian pedesaan (rural agriculture),
pertanian perkotaan memiliki kelebihan dan risiko-risiko dalam
implementasinya. Menurut Hendrickson dan Porth (2012) sebagaimana
dikutip Game dan Primus (2015), keuntungan dan risiko pertanian
perkotaan dapat dilihat dari aspek fisik, ekonomi dan sosial. Secara fisik
pertanian perkotaan membutuhkan sedikit pengemasan, penyimpanan dan
transportasi, penggunaan konsep daur ulang. Risiko secara fisik
meningkatkan persaingan lahan, air, energi dan tenaga kerja, mengurangi
penyerapan polusi dan peluang terkontamiasi polusi udara, tanah, dan air.
Secara ekonomi kelebihan pertanian perkotaan adalah mudah masuknya
tenaga kerja dan mudah akses ke non pasar. Risiko ekonomi antara lain