Page 244 - Peran Matematika, Sains, dan Teknologi Dalam Mendukung Gaya Hidup Perkotaan (Urban Lifestyle) Yang Berkualitas
P. 244

226   Peran MST dalam Mendukung Urban Lifestyle yang Berkualitas



        (penggerak),   fasilitator   dan   konsultan   bagi   petani (Tjitropranoto,
        2003). Rogers  (2003) bahkan  menambahkan  penyuluh  pertanian  harus
        dapat  mendiagnosis  permasalahan-permasalahan  yang  dihadapi  oleh
        petani,  membangun  dan  memelihara  hubungan  dengan  petani,
        memantapkan adopsi, serta mencegah penghentian adopsi.

        PARADIGMA PEMBANGUNAN PERTANIAN

            Paradigma  pembangunan  pertanian  ke  depan  adalah  pertanian
        berkelanjutan  yang  berada  dalam  lingkup  pembangunan  manusia,  yaitu
        pembangunan  pertanian  yang  bertumpu  pada  peningkatan  kualitas  dan
        kompetensi  sumberdaya  manusia,  pelaku  aktif  pembangunan  pertanian
        (Harijati,   2007).   Secara   nyata   pembangunan   pertanian   harus
        mengikutsertakan  dan  menggerakkan  masyarakat  tani  secara  aktif  dalam
        setiap  langkah  pembangunan  mulai  dari  perencanaan,  pelaksanaan  dan
        pengawasan,  serta  pemanfaatan  hasil  pembangunan.  Paradigma
        pembangunan  pertanian  tersebut  diharapkan  akan  meningkatkan
        kemampuan  dan  kinerja  masyarakat  petani.  Penerapan  paradigma
        pembagunan  pertanian  tidak  cukup  hanya  mengubah  pola  pikir,  tetapi
        dilanjutkan  dengan  perubahan  sikap  dan  tindakan  serta  komitmen  tinggi
        oleh  semua  pihak  terkait. Keberhasilan  pencapaian  tujuan  pembangunan
        pertanian  ditentukan  oleh  upaya  pembangunan  kualitas  petani  melalui
        peningkatan kompetensi petani.
            Paradigma pembangunan pertanian berkelanjutan di Indonesia sangat
        memiliki  potensi  untuk  terealisasikan.  Menurut Mugnisjah  (2007)  peluang
        yang  dimiliki  Indonesia  untuk  membangun  pertanian  dengan  paradigma
        baru  adalah  sebagai  berikut,  (a)  munculnya  kawasan  Asia  Pasifik  sebagai
        kekuatan  ekonomi  baru  yang  potensial  bagi  pemasaran  produk  pertanian
        Indonesia,  (b)  adanya  penurunan  peranan  beberapa  negara  produsen
        pertanian pesaing Indonesia yang berarti meningkatkan kapasitas kompetitif
        Indonesia, (c) adanya kemungkinan penurunan proteksi baik yang dilakukan
        oleh negara-negara maju maupun oleh negara-negara berkembang sehingga
        akan  memperluas  pasar  ekspor  komoditi  pertanian  Indonesia,  (d)  masih
        adanya  kesempatan  untuk  meningkatkan  produksi  melalui  pemanfaatan
        IPTEK,  perluasan  areal  tanam,  dan  peningkatan  indeks  pertanaman,  (e)
        tersedianya  plasma  nutfah  untuk  sumber  perbaikan  varietas,  baik  untuk
        lahan  subur  maupun  lahan  marginal,  (f)  iklim  Indonesia  yang  tropis
        memberikan  kesempatan  untuk  mengusahakan  berbagai  tanaman
   239   240   241   242   243   244   245   246   247   248   249