Page 242 - Peran Matematika, Sains, dan Teknologi Dalam Mendukung Gaya Hidup Perkotaan (Urban Lifestyle) Yang Berkualitas
P. 242
224 Peran MST dalam Mendukung Urban Lifestyle yang Berkualitas
ditunjukkan oleh: (1) bekal pengetahuan dan keterampilan penyuluh sangat
kurang, seringkali tidak cocok dengan kebutuhan petani, (2) PPL sangat
kurang dipersiapkan dan kurang dilatih untuk melakukan kegiatan
penyuluhan pertanian. Bila PPL dilatih, maka kebanyakan latihan-latihan itu
tidak relevan dengan tugasnya sebagai PPL di wilayah kerjanya, dan (3)
dalam banyak hal, PPL telah ketinggalan informasi dari petani dan nelayan
yang dilayaninya (Hadi, 2010).
Hasil penelitian Muliady (2009), menyimpulkan bahwa kompetensi
penyuluh pertanian dalam mengembangkan usahatani padi sawah di tiga
kabupaten di Jawa Barat (Karawang, Subang dan Sukabumi) tergolong
rendah (25%) dalam hal pengelolaan informasi penyuluhan dan
kepemimpinan penyuluh. Menurut Bahua (2010) bahwa kompetensi
penyuluh pertanian di Provinsi Gorontalo perlu ditingkatkan pada bidang
merencanakan program penyuluhan dan kepemimpinan penyuluh
pertanian.
Peran penyuluhan pertanian untuk menyebarkan informasi yang tepat
kepada para petani di Indonesia sangat penting. Di negeri ini, layanan
penyuluhan pertanian untuk menyebarkan informasi yang berguna untuk
petani di satu sisi belum efektif karena hubungan lemah antara pemerintah
dan penyuluh pertanian (Margono & Sugimoto, 2011).
PENYULUHAN PERTANIAN DI INDONESIA
Penyuluhan pertanian meliputi kegiatan memberi pengetahuan dan
keterampilan kepada kelompok tani, sehingga kelompok tani inilah yang
diberikan kewenangan secara langsung menyampaikan program kebijakan
pemerintah kepada petani. Penyuluh pertanian harus ahli pertanian yang
kompeten, yang mampu berkomunikasi secara efektif dengan petani.
Mereka diharapkan dapat mendorong minat kerjasama para petani dan
dalam bekerja harus berorientasi pada masalah yang dihadapi oleh petani
dan pemahaman para petani. Soemardjo (2008) mengutip tinjauan
teoritis Spencer dan Spencer (1993) bahwa ‟kompetensi penyuluh adalah
karakteristik yang melekat pada diri penyuluh yang meningkatkan
keefektifan kinerja penyuluh dalam mengemban misi penyuluhan‟. Dalam
organisasi penyuluhan dibutuhkan penentuan tingkat kompetensi, agar
dapat mengetahui tingkat kinerja yang diharapkan. Penentuan kebutuhan
ambang kompetensi penyuluh dapat dijadikan dasar bagi proses-proses