Page 254 - Peran Matematika, Sains, dan Teknologi Dalam Mendukung Gaya Hidup Perkotaan (Urban Lifestyle) Yang Berkualitas
P. 254
236 Peran MST dalam Mendukung Urban Lifestyle yang Berkualitas
petani berusahatani dan partisipasi petani mengikuti kegiatan penyuluhan
sangat baik. Oleh karena itu peran pemerintah pusat dan daerah dalam
meningkatkan kinerja penyuluh pertanian melalui kebijakan perbaikan
anggaran dan sarana penyuluhan dengan memperhatikan karakteristik,
kompetensi, motivasi dan kemandirian penyuluh memiliki arti yang sangat
strategis dalam meningkatkan produksi. Hal ini disebabkan bahwa kinerja
penyuluh pertanian yang baik akan berdampak pada perubahan perilaku
petani ke arah yang lebih baik pula dalam meningkatkan produktivitas
usahatani. Oleh karena itu, penyuluh pertanian perlu meningkatkan
motivasi pengembangan potensi diri dan kebutuhan berafiliasi untuk
meningkatkan kompetensi penyuluh dalam membantu petani berusahatani
serta meningkatkan kemandirian intelektual dan kemandirian sosial untuk
meningkatkan kompetensi penyuluh dalam membantu petani berusahatani
(Bahua & Limonu, 2013).
Hasil penelitian Bahua dan Limonu (2013) menunjukkan adanya
pengaruh nyata kemandirian penyuluh pada kompetensi penyuluh
pertanian dari dimensi kemandirian intelektual dan kemandirian sosial, yang
berarti penyuluh pertanian sudah mandiri atau tidak memerlukan bantuan
dari segi kemandirian intelektual dan kemandirian sosial. Hal ini
mengindikasikan bahwa kemandirian intelektual penyuluh merupakan
bentuk keberhasilan penyuluh dalam mengatasi permasalahan petani sesuai
dengan kemampuan dan pengetahuannya sendiri. Selain itu dari segi
kemandirian sosial, penyuluh pertanian mampu melakukan interaksi dengan
petani, tokoh masyarakat, pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat
tanpa harus tergantung dan menunggu aksi orang lain dalam melaksanakan
program penyuluhan untuk membantu meningkatkan produktivitas
usahatani.
Hasil penelitian sebelumnya oleh Marliati et al. (2008) tentang
pemberdayaan petani untuk pemenuhan kebutuhan pengembangan potensi
agribisnis petani di Kabupaten Kampar Provinsi Riau, menyimpulkan bahwa
tingkat pemenuhan kebutuhan pengembangan petani beragribisnis, kinerja
penyuluh pertanian memberdayakan petani, karakteristik petani
(pendidikan formal dan pendidikan non formal petani) secara bersama-sama
berpengaruh secara nyata dan langsung pada kemandirian petani untuk
melakukan usaha agribisnis.
Puspadi (2003) mengemukakan bahwa produktivitas para petani sangat
ditentukan oleh kualitas interaksi antara para petani dengan sumberdaya