Page 170 - Cakrawala Pendidikan
P. 170

Aris


          •   Pendidikan Tinggi bertujuan untuk:
               a.   menyiapkan  peserta  didik  menjadi  anggota  masyarakat
                   yang   memiliki   kemampuan    akademik    dan/atau
                   profesional  yang  dapat  menerapkan,  mengembangkan
                   dan/atau  menciptakan  ilmu  pengetahuan,  teknologi
                   dan/atau kesenian; serta untuk
               b.   mengembangkan      dan    menyebarluaskan     ilmu
                   pengetahuan,   teknologi   dan/atau   kesenian   serta
                   mengupayakan  penggunaannya  untuk  meningkatkan
                   taraf   kehidupan   masyarakat   dan   memperkaya
                   kebudayaan nasionaL
          Untuk  menuangkan  tujuan-tujuan  tersebut  dapat  dalam  undang-
          undang  maupun  peraturan  secara  tepat,  pendidikan  harus
          diwujudkan  sebagai  pengajaran,  pembimbingan,  dan  pelatihan
          (teaching,  guiding  and  training).  Mengajar  untuk  memberikan
          pengetahuan  membimbing  untuk  menamamkan  sikap,  dan
          melatih  untuk  meningkatkan  keterampilan.  Semua  ini  harus
          dilakukan  secara  berkesinambungan  di  rumah,  di  sekolah,  dan  di
          masyarakat sepanjang hayat.
          Masih  harus diakui  bahwa guru  memainkan  peranan  utama dalam
          proses  pendidikan  yang  berkualitas,  namun  guru  bukan  satu-
          satunya  sumber  ilmu  pengetahuan.  Hal  lain  yang  perlu  dipikirkan
          dalam  memajukan  proses  belajar  mengajar  adalah  kurikulum,
          program-program  pendidikan,  sumber  daya,  fasilitas  pendidikan,
          keuangan,  manajemen, dan kepemimpinan pendidikan.

          Karena berbagai alasan, pendidikan di sekolah-sekolah kita saat ini
          masih  merupakan  pembelajaran  yang  berfokus  pada  pengajar
          (Instructor-Centered  Learning).  Konsentrasi  utama  dalam  proses
          belajar   mengajar   terletak   pada   aspek   mengajar   saja.
          Pembimbingan serta pelatihan hampir tidak ada.  Bukan  guru yang
          harus  disalahkan,  tapi  seluruh  sistem  pendidikan.  Kurikulum
          nasional  yang  ada  terlalu  kaku  dan  tersentralisir.  Terlalu
          banyaknya  subjek yang  harus diajarkan  di  sekolah  dalam  37  - 42
          jam per minggu, tidak memungkinkan inovasi sekecil apapun untuk
          dilakukan.  Para  guru  dihantui oleh  kurikulum  nasional  dan  silabus
          untuk  dilaksanakan  tepat  waktu.  Kurikulum,  walaupun  ada
          kemungkinan  untuk  mengadaptasikannya  dalam  konteks  lokal,



           160
   165   166   167   168   169   170   171   172   173   174   175