Page 34 - Buku Pedoman Pendidikan Jarak Jauh
P. 34
Pendidikan )arak )auh •
menjadi pengajaran agama, atau pendidikan tentang agarna. Begitu
pula pendidikan moral atau budi pekerti menjadi pengajaran moral
dan budi pekerti. Dengan demikian, pendidikan agama dan
pendidikan moral dapat diberi nilai, dan bukankah nilai itu
diperlukan untuk mengukur kemajuan peserta didik? Apakah dengan
mendapatkan nilai 10 atau A untuk pelajaran agama seseorang
menjadi lebih beragarna daripada seorang yang mendapatkan nilai
kurang dari -itu? Apakah dengan mengikuti pelajaran budi pekerti
anak dapat rnenjadi lebih bermoral? Dilema ini yang sampai
sekarang belum terpecahkan oleh lembaga-lembaga pendidikan,
sehingga perkelahian antarsekolah dan kriminalitas oleh anak
sekolah bukan lagi hal yang luar biasa. Dengan menyatukan dua
pengertian itu, apa yang terjadi adalah: kita menghilangkan
tanggung jawab sekolah pada pendidikan. Sekolah sudah merasa
cukup bila sudah memenuhi kurikulum tentang pengajaran agama,
budi pekerti, moral, pancasila atau apapun namanya. Penclidikannya
sencliri menjadi tersisihkan.
2. Pendidikan untuk Apa?
jawaban atas pertanyaan itu bermacam-macam, tergantung clari
apa yang dianggap penting clalam kehidupan seseorang. Kalau kita
berambisi besar, maka pendiclikan clitujukan pada kesuksesan clalam
membina karier kita sesuclah lulus. Bila kemajuan dalam dunia
modern bagi bangsanya menjadi yang utama, maka pendiclikan
harus ditujukan untuk membuat bangsa Indonesia ini pandai dalam
ilmu dan teknologi. Bilamana fokus kita dalam pendidikan pada hal-
hal seperti itu, maka pendidikan agama dan pendidikan budi pekerti
menjadi kurang penting. jauh lebih mudah untuk memberikan
pelajaran agama dan pelajaran budi pekerti dan moral Pancasila,
dengan harapan bahwa pengetahuan tentang agama dan moral
pancasila akan membawa kita menjadi orang yang lebih baik. Hal
16