Ojat Darojat, M. Atwi Supratman, Tian Belawati, Daryono, Ucu Rahayu, Sardjijo, Mohammad Imam Farisi, Effendi Wahyono, Aminuddin Zuhairi, Subekti Nurmawati, Ernik Yuliana, Lidwina Sri Ardiasih, Sofjan Aripin, Anto Hidayat, Meirani Harsasi, Kurnia Endah Riana, Purwaningdyah Murti Wahyuni, Albert Gamot Malau, Olivia Idrus, Kusnadi, Isti Rokhiyah, Kristanti Ambar Puspitasari, Dimas Agung Prasetyo, Tengku Eduard Azwar Sinar, Firmansyah, Fitria Amastini, Anak Agung Made Sastrawan Putra, Kartono, Heni Safitri, Yeni Widiastuti, Isti Rokhiyah, Kristanti Ambar Puspitasari, Amalia Sapriati, Agus Joko Purwanto, Meilani Hamdani, Hendrawan Bayu Wicaksono, Yanti Hermawati, Dewi Juliah Ratnaningsih, Sri Sedyaningsih, Vivi Indra Amelia Nst

Dulu, 40 tahun silam, UT didirikan oleh pemerintah dan bangsa ini sebagai sebuah terobosan baru (breakthrough). Sebagai sebuah terobosan baru yang sangat inovatif; gagasan yang melebihi zamannya (beyond the now) dalam konteks pendidikan Indonesia. UT menjadi landmark satu-satunya perguruan tinggi di tanah air yang mengimplementasikan pendidikan jarak jauh (PJJ). Sebagai sebuah gagasan dan terobosan baru, banyak masyarakat umum dan bahkan komunitas perguruan tinggi di Indonesia memandang sebelah mata kepada UT. Mereka tidak yakin dengan UT. Sebagai sebuah perguruan tinggi jarak jauh (PTJJ), UT dihadapkan pada sebuah persepsi umum sebagai pendidikan pilihan terakhir; seorang calon mahasiswa hanya akan memilih masuk UT jika mereka tidak lolos seleksi di perguruan tinggi konvensional tatap muka.