Page 498 - Trends in Science and Technology fo Sustainable Living
P. 498

Trends in Science and Technology   459
                                                   for Sustainable Living


                pembangunan berkelanjutan dari hasil perhitungan perubahan
                lahan terbangun kawasan Sungai Martapura dan menjamin
                peningkatan keberlanjutan lingkungan sosial, ekologi, dan ekonomi.
                Dengan  demikian,  kontribusi  penelitian  ini  relevan  dengan  sub
                tema  Collaborative Contribution to Sustainable Environment,
                dengan tema “Trends in Science and Technology for Sustainable
                Living”, dalam menjamin keberlanjutan sosial, ekonomi dan ekologi
                di Sungai Martapura Kota Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan.

                PEMBAHASAN

                1.   Ancaman Perubahan Lahan Terbangun di Sekitar Sungai
                     Martapura
                     Analisis perubahan lahan seperti disajikan pada Gambar 1
                menunjukan bahwa peningkatan lahan terbangun sekitar sungai
                Martapura Kota Banjarmasin  mengalami peningkatan  selama 12
                tahun terakhir, pada tahun 2010 luasan lahan terbangun  berkisar
                4.665 Ha dan pada tahun 2014 menjadi 4.805 Ha. Pertambahan
                luasan lahan terbangun berkaitan langsung dengan pertumbuhan
                kepadatan penduduk berdasarkan informasi Badan Pusat Statistik
                (BPS, 2010) Kota Banjarmasin pada tahun 2010 berkisar 6.380 Jiwa/
                Km  terjadi peningkatan signifikan pada tahun 2014 menjadi 6.766
                  2
                Jiwa/Km  (BPS, 2014). Hasil berbeda ditujukan dengan peningkatan
                       2
                lahan terbangun baru pada tahun 2018 sebesar 4.940 Ha dan
                bertambah pada tahun 2022 sebesar 5.255 Ha, terjadi penambahan
                luasan lahan terbangun yang tidak terkendali utamanya di tepian
                Sungai Martapura sebagai akibat budaya masyarakat  yang
                cenderung membangun permukiman sekitar sungai karena
                beranggapan bahwa keadaan sungai berhubungan dengan
                konsep  religi  dan  bentuk  pola  hunian  (Wulandari,  Aina,  &  Razak,
                2019). Berdasarkan analisis interpretasi spasial telah memberikan
                informasi yang lengkap di lapangan karena menggambarkan
                kondisi sebenarnya di lapangan. Hal ini terutama mengingat masih
                banyaknya tekanan di sekitar Sungai Martapura pada tingkat
                tertentu, sehingga terjadi penambahan lahan terbangun seperti,
                pembangunan gedung, perluasan tegalan/ladang, dan perubahan
                lahan lain untuk kebutuhan infrastruktur.
   493   494   495   496   497   498   499   500   501   502   503