Page 501 - Trends in Science and Technology fo Sustainable Living
P. 501

462     Fakultas Sains dan Teknologi
                   Universitas Terbuka (2023)


                       Tabel 1 menunjukkan bahwa antara tahun 2010 dan 2022
                 lahan pertanian kemungkinan akan berkurang sebesar 1,25% dan
                 lahan perkotaan akan meningkat sebesar 2,31% di wilayah sekitar
                 sungai Martapura di Kota Banjarmasin. Temuan ini konsisten
                 dengan pandangan yang diungkapkan oleh Kothke  et al. (2013),
                 yang berpendapat bahwa dinamika perubahan penggunaan
                 lahan menggambarkan relatif mudahnya terjadinya konversi
                 antar tipe penggunaan lahan yang berbeda. Namun, Veldkamp
                 dan Lambin (2011) berpendapat bahwa kompleksitas interaksi
                 antara  sistem alam  dan sosial  ekonomi sangat ditentukan  oleh
                 perkembangan wilayah, dan mereka menunjuk pada dinamika
                 konversi lahan sebagai alat untuk memantau perbedaan manfaat
                 yang dihasilkan. dengan jumlah  input/output suatu luas lahan
                 selama periode waktu tertentu.
                       Hasil analisis spasial kawasan Sungai Martapura Kota
                 Banjarmasin divalidasi menggunakan model validasi  overall
                 accuracy dan kappa accuracy. Perhitungan validasi berdasarkan
                 pengukuran  lapangan  Ground Check Point  (GCP)  dan  bobot
                 perhitungan  jumlah  pixel  yang dikelompokan  dengan  benar  ke
                 semua kelas penggunaan lahan kemudian dibagi total pixel
                 yang digunakan. Secara umum diketahui bahwa model validasi
                 kappa accuracy peningkatan presisi saat menilai hasil klasifikasi;
                 hasil klasifikasi diberi bobot lebih keseluruhan penggunaan lahan
                 kawasan Sungai Martapura saat penelitian sekitar 92%, sedangkan
                 Kappa Accuracy yang diperoleh sebesar 90,7%. Nilai ini didapat
                 dari hasil GCP pada beberapa penggunaan lahan seperti: sawah,
                 tambak,  dan  sungai  dengan  analisis  jumlah  pixel  keseluruhan
                 berdasar jumlah penggunaan lahan yang diambil berdasarkan
                 data GCP menggunakan alat Global Positioning System (GPS). Nilai
                 tersebut lalu diexport dan kemudian dihitung Nilai Overall Accuracy
                 dan Kappa Accuracy. Selanjutnya dengan menggunakan aplikasi
                 ERDAS  memasukan  data  hasil  GCP  Koordinat  Point, maka secara
                 otomatis akan menghasilkan nilai Overall dan Kappa Accuracy.
   496   497   498   499   500   501   502   503   504   505   506