Page 278 - Trends in Science and Technology fo Sustainable Living
P. 278

Trends in Science and Technology   239
                                                   for Sustainable Living


                karena suatu kondisi atau penyakit. Hal ini tentu akan berdampak
                pada kesehatan seseorang, misalnya timbulnya kasus  stunting,
                wasting, defisiensi gizi, dan obesitas.
                     Malnutrisi dapat berdampak kepada berbagai golongan
                masyarakat. Kaum perempuan, bayi, anak-anak dan remaja
                merupakan kelompok dengan risiko malnutrisi yang paling prevalen.
                Menurut Ritchie et al. (2023), sekitar 9,3% orang dari populasi dunia
                mengalami  kekurangan  gizi.  Pada  tahun  2020,  sebanyak  149  juta
                anak-anak di bawah 5 tahun mengalami kondisi stunting, 45 juta
                mengalaming wasting (terlalu kurus untuk tingginya), dan 38,9 juta
                mengalami kelebihan berat badan atau kondisi obesitas. Kaum
                minoritas adalah kelompok yang memiliki risiko malnutrisi lebih
                tinggi karena ketidakterjangkauannya terhadap kualitas pangan
                yang baik dan bergizi.

                c.   Dampak Lingkungan
                     Sistem  produksi  atau  pengolahan  pangan  yang  baik  juga
                harus bisa mengutamakan faktor kepedulian terhadap lingkungan.
                Hal ini merupakan salah satu syarat keberlanjutan pangan di masa
                mendatang. Kegiatan produksi pangan yang tidak memperhatikan
                lingkungan hidup di sekitarnya akan mengakibatkan lingkungan
                di sekitarnya mengalami degradasi, misal terjadinya erosi tanah,
                polusi air, penggundulan atau penebangan hutan dan emisi gas
                rumah kaca (Juneau, 2021). Pengolahan pangan merupakan
                salah satu aktivitas yang menghasilkan peningkatan emisi gas
                rumah  kaca  secara  signifikan.  Sektor  pertanian  dan  peternakan
                menghasilkan 18% emisi gas rumah kaca total di bawah urutan
                terbanyak penghasil emisi, yaitu industri energi (73%) (Ritchie
                et al., 2020). Selain itu, industri pengolahan pangan tercatat
                menggunakan 46% lahan layak huni untuk kegiatannya. Produksi
                makanan yang menggunakan bahan kimia dan manajemen
                pangan yang buruk juga  menyebabkan menyebarnya pestisida,
                patogen dan nutrien dalam pangan lainnya ke lingkungan perairan
                (Li, A., Kroeze, C., Kahil, T., Ma, L., & Strokal, M., 2019).
   273   274   275   276   277   278   279   280   281   282   283