Page 99 - Hermeneutika dan Semiotika Dalam Puisi
P. 99

Bagian 04


                           peran bunyi  dalam puisinya seperti dalam puisi
                           “SEPISAUPI”dengan  dinominasi  pengulan  bunyi
                           pada  bait  empat  larik  satu,  dua,dan  tiga,  yakni//
                           sepisaupi sepisaupi/ sepisaupi sepisaupi/ sepisaupi
                           sepisaupi//. Dalam puisi ini bunyi digunakan sebagai
                           orkestrasi, untuk menimbutkan bunyi music, bunyi
                           konsonan dan vocal disusun begitu rupa sehingga
                           menimbulkan  bunyi  yang  mersu  dan  berirama
                           seperti bunyi  musik. Contoh  puisi  pengulangan
                           bunyi dalam puisi “Solitude” Sutardji Calzoum Bachri
                           menuliskan  pengulangan  bunyi,  misalnya: // yang
                           paling  mawar/yang  paling  duri/yang  paling  sayap/
                           yang paling  bumi/yang paling  pisau/yang paling
                           nancap/yang  paling  dekap/  samping  yang  paling
                           Kau!//. Artinya mawar itu bermakna menarik, indah,
                           harum, sedangkan  makna duri,  yaitu  menusuk,
                           menyakitkan, menghalangi. Bunyi  memberikan
                           gambaran yang bermakna.

                                Lain halnya  dengan  puisi  “Ada Tilgram Tiba
                           Senja”, karya W.S. Rendra, bunyi difungsikan untuk
                           menggambarkan perasaan mesra, kasih  sayang,
                           cinta dan hal yang menggembirakan lainnya, seperti
                           dalam larik:// Kapuk randu! Kapuk randu!/Selembut
                           tudung  cendewan/kuncup-kuncup  di  hatiku/pada
                           mengembang bermerkahan//. //Randu//terkoneksi
                           dengan //hatiku//.//Cendewan// terkoneksi dengan
                           // bermerkahan//  dengan  permainan bunyi
                           vocal /u/ dan konsonan  /n/ akhir kata yang ikut
                           memberikan sugesti estetik. Fonologi adalah ilmu
                           tentang bunyi.  Peran bunyi-bunyi  bahasa sangat
                           dipentingkan dalam cipta sastra puisi, pantun, dan
                           soneta oleh  penyairnya,  seperti yang  dicontohkan
                           dalam puisi “Pusat”, “SEPISAUPI”, dan “Ada Tilgram
                           Tiba Senja”. Kiranya dapat menginspirasi pembaca
                           bahwa betapa peran fonologi dalam hazanah cipta
                           sastra.





            88
   94   95   96   97   98   99   100   101   102   103   104