Page 100 - Hermeneutika dan Semiotika Dalam Puisi
P. 100
Hermeneutika dan Semiotika dalam Puisi
3. Simpulan
Fonologi dalam hermeneutika terkait dengan
bagaimana bunyi-bunyi bahasa dalam larik-larik
karya sastra puisi berperan untuk menciptakan
orkestrasi puisi, memperdalam ucapa, menimbulkan
rasa, angan, dan suasana khusus. Hal ini sangat
ditentukan oleh gaya setiap sastrawan atau penyair.
Bunyi-bunyi bahasa dalam puisi merupakan bagian
yang integral dalam menyampaikan informasi
kepada pembacanya dalam konteks informasi
tema ciptaan yang berbeda.Dengan demikian,
fonologi dalam hermeneutika ini masih eksis dalam
acuan penciptaan sebuah karya sastra puisi dan
kiranya analisis ini akan memperkaya pengalaman
interpretasi karya sastra puisi bagi peminat-peminat
sastra puisi Indonesia.
D. Analisis Hermeneutika Dan Nilai Karakter Puisi Soneta
“Senja” Karya Sanusi Pane
1. Biografi Sanusi Pane
Sanusi Pane dilahirkan di Muara Sipongi,
Tapanuli Selatan pada tanggal 14 November 1905.
Ia adalah kakak kandung Armijn Pane.Sanusi pane
mengawali pendidikannya di Hollands Inlandse
School (HIS) di Padang Sidempuan dan Sanusi Pane
dilahirkan di Muara Sipongi, Tapanuli Selatan pada
tanggal 14 November 1905. Sanusi pane mengawali
pendidikannya di Hollands Inlandse School (HIS) di
Padang Sidempuan dan Tanjungbalai. Setelah itu,
ia melanjutkan ke Europeesche Lager School (ELS)
di Sibolga dan kemudian melanjutkan ke Meer
Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) di Padang dan
di Jakarta. Ia tamat dari MULO pada tahun 1922.
Selanjutnya, dia belajar di Kweekschool (Sekolah
Pendidikan Guru) Gunung Sahari, Jakarta sampai
tamat, tahun 1925, dan langsung diangkat menjadi
guru di sekolah itu sampai tahun 1931. Pernah
89