Page 37 - Hermeneutika dan Semiotika Dalam Puisi
P. 37
Bagian 02
Untuk mengkaji hermeneutika interpretasi Paul
Ricoeur, tidak perlu melacak akarnya kepada perkembangan
hermeneutika sebelumnya. Karenanya, Palmer (2003: 38-
47) pun menempatkan posisi hermeneutika Paul Ricoeur
sepenuhnya terpisah dari tokoh-tokoh hermeneutik yang
dibahas sebelumnya, yaitu hermeneutika teori penafsiran
kitab suci, hermeneutika metode filologi, hermeneutika
pemahaman linguistik, hermeneutika fondasi dari ilmu
kemanusiaan (Geisteswissenschaften), dan hermeneutika
fenomenologi desain.
B. Prinsip Proses Hermeneutika
Menurut Friederich Schleirmacher (1768-1834)
dalam (Kaelan, 2009: 266) bahwa pemahaman adalah
suatu rekonstruksi yang bertolak dari ekspresi yang telah
diungkapkan dan mengarah kembali kesuasana kejiwaan di
mana ekspresi tersebut diungkapkan. Dalam kaitan ini ada
dua hal pokok yang berkaitan dan berinterkasi, yaitu momen
Tata Bahasa dan momen kejiwaan. Momen tata Bahasa dan
kejiwaan masuk dalam lingkaran hermeneutika. Apabila
seseorang memahami sesuatu dan hal itu terjadi dengan
analogi, yaitu dengan jalan membandingkan sesuatu
dengan sesuatu yang lain yang sudah diketahuinya. Sesuatu
yang telah diketahuinya membentuk kesatuan-kesatuan
sistimatis atau juga membentuk lingkaran yang terdiri
dari bagian-bagian. Lingkaran yang dimaksud sebagai
keseluruhan, menentukan masing-masing bagian dan
bagian-bagian tersebut secara bersama-sama membentuk
suatu lingkaran.
C. Bahasa dalam Hermeneutika
Bahasa adalah elemen mendasar dalam
hermeneutika. Bahasa memiliki makna fungsional dalam
wujud kalimat secara keseluruhan, dan kalimat terbentu
melalui susun kata demi kata. Dengan demikian, lingkaran
hermeneutika selain menyangkut bidang kebahasaan, juga
menyangkut makna yang terkandung dalam Bahasa itu, yaitu
masalah yang diperbincangkan. Bahasa memiliki peranan
26