Page 36 - Hermeneutika dan Semiotika Dalam Puisi
P. 36

Hermeneutika dan Semiotika dalam Puisi


                    membuka selubung  yang menutupinya.  Tokohnya adalah
                    Paul Ricouer,”

                         Recouer  mengulang  kembali  definisi  hermeneutika
                    sebagai teori penafsiran  (eksegesis)  tekstual. Baginya,
                    hermeneutika  merupakan  teori tentang  peraturan  yang
                    menentukan  suatu  eksegesis, interpretasi suatu  bagian
                    teks atau kumpulan tanda yang dapat dianggap suatu teks.
                    Hermeneutika adalah proses penguraian yang bertolak dari
                    isi dan makna yang tampak.
                         Asas hermeneutik pada saat itu, yaitu menjelaskan,
                    menafsirkan dan menerjemahkan makna yang terkandung
                    dalam kitab suci, dokumen, jurisprudensi  dan  teks-teks
                    kuno (Lubis, 2004).
                         Episode  berikutnya,  hermeneutik  tidak  hanya
                    dipakai sebagai metode untuk  memahami  teks kitab suci
                    melainkan tumbuh sebagai cara interpretasi teks dalam arti
                    yang tak terbatas, seperti: tanda, simbol, ritual keagamaan,
                    karya seni, sastra, sejarah, psikologi, antropologi dan lain-
                    lain.  Hermeneutik  dapat  digunakan  untuk  menganalisis
                    segala sesuatu yang mengandung  makna equivocal dan
                    bukan menerangkan arti simbol univocal (simbol logika dan
                    matematika)  dimana satu simbol hanya mempunyai satu
                    arti yang realistis (Lubis, 2004) dalam Baiduri Ratih (2015).
                         Hermeneutik  modern merupakan  sebuah  tradisi
                    interpretatif  di  Jerman yang  menekankan  kombinasi
                    investigasi empirik yang detail dan pemahaman subjektif
                    berikutnya  mengenai  fenomena  manusia.  Dapatlah
                    dipahami  oleh para praktisioner termasuk kritik para
                    ahli  sastra, sejarah kesenian,  sejarah agama, sosiologi
                    dan  teologi  termasuk juga  antropologi,  sebagai  alternatif
                    terhadap  sastra tekstual,  positivisme  dan  materialisme.
                    Hermeneutik  memainkan  aturan-turan  besar  dalam  kritik
                    terhadap teori-teori evolusi kultural dan memberikan
                    sumbangan  terhadap  perkembangan  etnografi  sebagai
                    investigasi sistem kultural yang detail (Levinson dan Melvin
                    Ember, 1996) dalam Baiduri Ratih (2015).




                                                                         25
   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41