Page 34 - Hermeneutika dan Semiotika Dalam Puisi
P. 34
Hermeneutika dan Semiotika dalam Puisi
Pada akhir abad ke 20, hermeneutika bisa
dipilihdalam tiga bagian, yaitu: (1) sebagai filsafat,
(2) sebagai kritik, dan (3) sebagai teori. Filsafat,
hermeneutika berkembang menjadi suatu ajaran
pemikiran yang menduduki tenpat tepat dalam
diskursus filsafat. Hal Ini dikenalkan oleh Martin
Heidegger dalam istilah hermeneutika eksistensialis
ontologis Dalam ranah kritik, hermeneutika
mereaksi keras terhadap berbagai hipotesis ideal
yang kontra pada alasan estimasi ekstra linguistik
sebagai faktor determinan kerangka daya pikir dan
praktik. Hermeneutika ini digerakkan oleh Jurgen
Habermas. Selaku konsep hermeneutika berpusat
pada masalah seputar konsep penafsiran bagaimana
mewujudkan pemaknaan dan patokannya.
Pandangan bahwa selaku pembaca, punya saluran
pada penyusun karena divergensi ruang dan waktu
sehingga dibutuhkan hermeneutika.
Perkembangan pengertian hermeneutika
lebih variatif, seperti diperinci oleh Richard E.
Palmer sebagai berikut.
a. Teori penafsiran kitab suci (ory of biblical exgesi)
b. Sebagai metodologi filologi umum (general
philological
c. Sebagai ilmu tentang semua pemahaman bahasa
(science of all lingwistic understanding
d. Sebagai landasametodologis dari ilmu-
ilmu kemanusiaan (hall Andation of
Geisteswenschaften)
e. Sebagai pemahaman eksistensial dan
fenomenologi eksistensi (phenomenaler of
existence and of existential understanding)
f. Sebagai system penafsiran (system of
interpretation)
23