Page 37 - Quality Assurance of Blended and Online Learning : Standards and Implementation
P. 37
QUALITY ASSURANCE OF BLENDED & ONLINE LEARNING: STANDARDS AND IMPLEMENTATION
Prinsip 9: Mudah diikuti 25
Sistem pembelajaran harus dirancang agar mudah
dioperasikan dan digunakan oleh mahasiswa tanpa
perlu terlalu banyak bantuan dan pelatihan serta dengan
menggunakan teknologi yang tidak terlalu rumit.
Prinsip 10: Efisien dan efektif dalam hal biaya
Investasi penggunaan teknologi yang diperlukan harus
dapat diimbangi dengan manfaat yang akan diperoleh
dari penggunaan teknologi tersebut, misalnya dalam hal
peningkatan kualitas dan fleksibilitas pembelajaran.
Sementara itu, pada sisi pengajaran (teaching), Dunwill (2016) secara
lebih spesifik menyarikan beberapa praktik baik pengajaran daring yang
ditelitinya. Pada dasarnya, prinsip mengajar pada pembelajaran daring
sama dengan pada pembelajaran tatap muka, yaitu memperkenalkan
konsep dan keterampilan yang harus dipelajari, menuntun mahasiswa
untuk melakukan proses belajar, dan memberikan latihan-latihan
mandiri yang harus dilakukan oleh mahasiswa. Walaupun demikian,
menurut Dunwill, setidaknya ada enam prinsip dasar mengajar daring
yang harus diperhatikan di atas aspek-aspek tersebut, yaitu kontak
mahasiswa dengan dosen, kolaborasi antarmahasiswa, suasana belajar
aktif, umpan balik yang cepat, tujuan pembelajaran yang dapat dicapai,
dan menghargai perbedaan.
Kontak antara mahasiswa dan dosen
Mahasiswa tidak menyukai perasaan terisolasi. Mereka ingin
terkoneksi dan berkomunikasi dengan dosen. Banyak penelitian
yang telah membuktikan bahwa komunikasi antara mahasiswa dan
dosen memiliki korelasi positif dengan hasil belajar, semakin intensif
komunikasi semakin baik hasil belajar (Dunwill, 2016). Oleh karena
itu, pembelajaran daring harus dilengkapi dengan fasilitas atau forum
interaksi. Pembelajaran daring juga harus memotivasi mahasiswa untuk
berdiskusi. Terkait hal ini, institusi penyelenggara pembelajaran daring
harus punya kebijakan tentang standar “pemberian respons” terhadap
pertanyaan mahasiswa. Misalnya, dalam waktu berapa lama pertanyaan
mahasiswa harus direspons oleh dosen. Untuk personalisasi, dosen
juga ada baiknya menampilkan foto sehingga mahasiswa akan merasa
memiliki “sosok” dosen secara nyata. Jika dimungkinkan, ada baiknya
dibuat jadwal “ngobrol/chat” secara regular.