Page 33 - Quality Assurance of Blended and Online Learning : Standards and Implementation
P. 33
QUALITY ASSURANCE OF BLENDED & ONLINE LEARNING: STANDARDS AND IMPLEMENTATION
mintakan izin penggunaan bahan lain dari pemilik hak cipta) 21
dalam mengembangkan materi.
c. Dukungan pedagogi: dalam pembelajaran daring, dosen di-
harapkan dapat menggunakan cara-cara inovatif dan dengan
pedagogi terkini. Oleh karena itu, dosen perlu mendapat du-
kungan dari pakar yang menguasai pedagogi terkini dalam
pembelajaran daring.
(7) Faktor evaluasi
a. Efektivitas biaya: sistem pembelajaran daring harus dirancang
secara efisien dari segi biaya, tetapi tetap dapat memfasilitasi
pembelajaran yang berkualitas. Institusi harus menentukan
sistem yang paling efektif dalam situasi anggaran yang me-
mungkinkan, baik dari sisi institusinya maupun mahasiswanya.
b. Efektivitas pembelajaran: diukur dari pencapai tujuan yang
telah ditetapkan, baik sisi pencapaian tujuan institusi penye-
lenggara maupun tujuan mahasiswa (pengalaman belajar, ke-
lulusan, IPK, dan lain-lain).
c. Kepuasan mahasiswa: sistem harus memfasilitasi umpan balik
mahasiswa mengenai kepuasan pengalaman belajar mereka
agar dapat dilakukan peningkatan kualitas sistem ataupun
proses pembelajaran secara berkelanjutan.
d. Kepuasan dosen: tingkat kepuasan dosen akan memengaruhi
motivasi dan kualitas proses pembelajaran sehingga harus
mendapatkan perhatian institusi.
Jika kita cermati, faktor-faktor yang dinilai memengaruhi mutu
oleh Masoumi dan Lindstrom didominasi area mutu pada tingkat meso
dan mikro serta pada aspek input dan proses. Tabel 2.1 menunjukkan
bahwa pada tatanan makro hanya ada dua faktor yang kemungkinan
menyangkut aspek input, tetapi tidak ada yang berkaitan dengan aspek
proses dan output. Ini dapat dimengerti mengingat pada tingkatan
makro umumnya hanya terkait kebijakan umum tentang kelembagaan
penyelenggara pendidikan dan kebijakan terkait aksesibilitas masyarakat
pada program pendidikan yang ditawarkan. Namun, yang menarik adalah
hanya ada satu faktor pada aspek output dalam kerangka penjaminan
mutu ini, yaitu aspek evaluasi. Hal ini dapat dimengerti karena kerangka
ini dibuat untuk penjaminan mutu, sedangkan output adalah hasil dari
keseluruhan penggunaan input dan proses yang diselenggarakan. Jadi,