Page 29 - Quality Assurance of Blended and Online Learning : Standards and Implementation
P. 29
QUALITY ASSURANCE OF BLENDED & ONLINE LEARNING: STANDARDS AND IMPLEMENTATION
pembelajaran, penilaian hasil belajar, serta monitoring dan evaluasi 17
untuk perbaikan yang berkelanjutan. Sementara itu, aspek output
meliputi lulusan dan produk akademik lainnya serta outcome yang
biasanya diukur melalui prestasi atau capaian lulusan setelah terjun ke
dunia kerja yang menggambarkan dampak program dalam masyarakat
ataupun ekonomi masyarakat.
Berdasarkan reviu berbagai praktik dan quality assurance guidelines,
Masoumi dan Lindstrom (2012) menggambarkan komponen mutu dalam
suatu kerangka penjaminan mutu yang cukup komprehensif. Kerangka
tersebut menunjukkan bahwa mutu pjj dan khususnya pjj daring perlu
dilihat dari faktor berikut: (1) institusional, (2) teknologi, (3) desain
pembelajaran, (4), faktor pedagogi, (5) dukungan bagi peserta didik, (6)
dukungan bagi dosen, dan (7) evaluasi. Faktor-faktor ini selaras dengan
pendapat Anderson (2005) yang menyebutkan bahwa mutu pjj daring di
satu sisi ditentukan oleh pemenuhan spesifikasi teknis dan ketersediaan
infrastruktur; sedangkan di sisi lain oleh aspek pedagogis (perencanaan,
belajar mengajar, dan asesmen) serta dengan aspek institusional seperti
komitmen manajemen yang dapat mendukung penyelenggaraan pjj
tersebut. Gambar 2.3 secara terperinci memperlihatkan kerangka mutu
dari Masoumi dan Lindstrom.
(1) Faktor institusional
a. Organisasi: struktur organisasi, sistem akademik, dan sistem
penganggaran.
b. Administrasi: sistem dan layanan administrasi yang menun-
jang proses pembelajaran daring (termasuk infrastruktur untuk
pembelajaran daring).
c. Penelitian: kebijakan mengenai penelitian dan sejauh mana
penelitian yang dilakukan menunjang peningkatan kualitas
pembelajaran.
d. Reputasi: reputasi institusi menunjukkan pengakuan masyara-
kat terhadap institusi.