Page 144 - Membumikan Ide dan Gagasan Soekarno-Hatta
P. 144
Forum Rektor Penguat Karakter Bangsa (FRPKB) Membumikan Ide dan Gagasan Soekarno-Hatta
126 127
Sumber: https://kumparan.com/@kumparannews/pidato-pelengkap-nawaksara-presiden-
sukarno-tentang-g30s-pki
Gambar 1.
Pidato Bung Karno Selalu Membangkitkan Rasa Nasionalisme dan Patriotisme
Nasionalisme sebagai sebuah fenomena budaya daripada fenomena politik juga
dijelaskan oleh Hutchinson (2005), karena nasionalisme berakar pada etnisitas dan
budaya pramodern. Dengan demikian, meskipun nasionalisme bertransformasi menjadi
sebuah gerakan politik, hal tersebut bersifat superfisial karena gerakan-gerakan politik
nasionalisme pada akhirnya dilandasi oleh motivasi budaya, khususnya saat terjadi
krisis identitas kebudayaan. Dari sudut pandang ini, gerakan politik nasionalisme
adalah sarana mendapatkan kembali harga diri etnik sebagai modal dasar membangun
sebuah negara berdasarkan kesamaan budaya. Semangat kebangsaan akan mengalir
rasa kesetiakawanan sosial, semangat rela berkorban dan dapat menumbuhkan jiwa
patriotisme. Rasa kesetiakawanan sosial akan mempertebal semangat kebangsaan
suatu bangsa. Bagi bangsa yang ingin maju dan mencapai tujuannya, selain memiliki
semangat rela berkorban, juga harus didukung dengan jiwa patriotik yang tinggi.
3. Civic Nationalism Vs Ethnic Nationalism
Etnisitas dan nasionalisme memiliki saling keterhubungan satu sama lain,
tergantung dari jenis nasionalisme yang diadopsi oleh suatu negara. Dalam memahami
hubungan keduanya perlu dipahami dua bentuk gagasan tentang negara: negara politik
dan negara budaya (Brown, 1994; Kohn, 1967; Meinecke, 1970). Negara politik lahir
dikarenakan rakyatnya yang membentuk suatu bangsa karena secara sukarela datang
bersama untuk membentuk komunitas warga negara yang sederajat terlepas dari latar
belakang ras, agama atau bahasa mereka. Kebangsaan yang terbentuk didefinisikan
dalam bahasa hak, kewajiban, dan status yang sama dari semua warga negara. Ide
negara politik dapat mengakomodasi ide komunitas yang terdiri dari komponen etnis,
yang menikmati status yang sama ke dalam sumber daya dalam bahasa ‘persatuan’ dan