Page 141 - Membumikan Ide dan Gagasan Soekarno-Hatta
P. 141
Forum Rektor Penguat Karakter Bangsa (FRPKB) Membumikan Ide dan Gagasan Soekarno-Hatta
Perjuangan kelompok etnis ini merupakan bentuk perlawanan terhadap otoritas
124 125
negara dengan konsep negara-bangsa yang telah mereduksi keberadan dan identitas
kelompok etnik ke dalam bangsa nasional. Perjuangan mereka dilatarbelakangi oleh rasa
perlakuan yang tidak adil dan diskriminatif terhadap kelompok etnik mereka sehingga
hak-hak mereka terpinggirkan secara politik. Atas dasar ini, kelompok etnik melakukan
perjuangan politik untuk menunjukkan eksistensi dan memperjuangkan hak-hak politik
dan sosial-ekonomi dari etnisnya yang tergerus oleh dominasi kelompok bangsa yang
lebih besar. Pengorganisasian kelompok/komunitas etnik ini dalam istilah Smith
(2001) disebut sebagai “political people” atau orang-orang politik yang mengacu pada
berbagai macam asosiasi manusia, kelompok, atau komunitas. Kelompok komunitas
adalah komunitas politik yang merupakan perlawanan dari kelompok yang lebih
besar (negara-bangsa) dan mereka menerapkan aturan-aturan yang mengikat anggota
kelompok. Untuk komunitas politik yang lebih kuat Smith (2001) mendefinisikannya
ke dalam istilah “strong political people” yang dalam label Anderson (2006) disebut
dengan “nasionalis”.
Untuk lebih dapat menjelaskan hubungan antara kebangsaan, etnonasionalisme
dan kewarganegaraan di laih pihak dengan konsep nasionalisme Sukarno di pihak
lain, tulisan ini diawali dengan bahasan tentang nasionalisme sebagai gerakan budaya.
Nasionalisme sebagaimana asal katanya “nation” merupakan sebuah gerakan yang
sama sekali baru dan muncul era dari masa revolusi Perancis untuk memperjuangkan
sebuah bangsa. Pada bagian selanjutnya akan dibahas lebih rinci mengenai persaingan
antara civic nationalism vs ethnic nationalism. Sebagaimana dipahami bahwa
terdapat dua model nasionalisme yang saling bersaing untuk legitimasi negara, yaitu
nasionalisme kewargaan dengan nasionalisme etnik. Bagian selanjutnya adalah tentang
etnonasionalisme dan kewarganegaraan yang menjelaskan keduanya secara sitematis.
Pada bagian akhir diuraikan tentang tantangan nasionalisme Indonesia yang berisi
permasalahan etnonasionalisme yang muncul di Indonesia.
2. Nasionalisme sebagai Gerakan Budaya
Kebangkitan etnonasionalisme tidak bisa dilepaskan dari konsep bangsa yang
muncul karena menemukan titik persamaan baik etnik, bahasa, ras, bahkan agama.
Dalam istilah Anderson (2006) bangsa disebut sebagai komunitas yang dibayangkan
karena tidak mungkin semua anggota saling berhubungan langsung dengan sesama
anggota setiap saat. Oleh karena itu, anggotanya hanya bisa memandang bangsa secara
keseluruhan dengan mengacu pada image tersebut yang mereka temukan dalam pikiran
mereka sendiri. Sejarah munculnya istilah “bangsa” sendiri mencerminkan cara khas
munculnya negara-bangsa. Istilah “natio” dalam pemahaman Romawi kuno merupakan
Dewi kelahiran dan asal. Dalam pemahaman klasik ini, negara merupakan komunitas
orang dengan keturunan yang sama, yang terintegrasi secara geografis dalam bentuk
pemukiman atau lingkungan, dengan budaya, bahasa, dan tradisi mereka yang belum
terintegrasi secara politik dalam bentuk organisasi negara. Bangsa tidak memperoleh