Page 136 - Membumikan Ide dan Gagasan Soekarno-Hatta
P. 136
Forum Rektor Penguat Karakter Bangsa (FRPKB) Membumikan Ide dan Gagasan Soekarno-Hatta
c. Kesadaran Sejarah Sebagai Kepribadian dan Jati Diri Bangsa Indonesia
118 119
Pemikiran Ir. Soekarno dalam sebuah pidato pada hari pahlawan tanggal 10
November 1961 mengatakan:
“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya,”
Revolusi Industri 4.0 akan terus berkembang secara berkelanjutan yang
menekankan ekonomi digital, kecerdasan buatan, pengolahan data besar big data,
robot, dan lain sebagainya. Secara spesifik, penyebab turunnya nasionalisme juga
pada generasi muda, yakni salah satunya karena berkembangnya era globalisasi, yang
menyimpan dampak negatif disamping dampak positif yang diperoleh. Nasionalisme
juga patriotisme merupakan bagian penting bagi negara.
“Kepribadian Bangsa Indonesia ialah gotong-royong. Pancasila adalah penjelmaan
kepribadian Bangsa Indonesia itu, dan jika Pancasila itu “diperas”, menjadilah ia
Trisila Ketuhanan-Sosio nasionalisme-Sosio demokrasi, dan jika Trisila ini “diperas”
lagi, menjadilah ia Ekasila, yaitu Gotong-Royong. Gotong-Royong yang tidak statis
seperti “kekeluargaan” saja, tetapi Gotong-Royong yang dinamis, Gotong-Royong
yang berkarya hacancut-taliwanda, Gotong-Royong “Ho-lopis-Kuntul-Baris” 11
Revolusi perkembangan teknologi informasi berdampak pada pergeseran nilai-
nilai budaya Indonesia, generasi muda Indonesia lebih banyak menyukai budaya negara
lain dan cenderung mensubordinasi budaya Indonesia. Dalam salah satu pidato Soekarno
mengingatkan kepada generasi muda bahwa:
“Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak
dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka,” (Soekarno dalam pidato hari
pahlawan 10 November 1961)
Pesatnya perkembangan informasi dan telekomunikasi justru menyebabkan
kecenderungan menurunnya kepercayaan diri generasi muda dan menganggap budaya
luar lebih superior dalam berbudaya. Lemahnya keinginan masyarakat dalam upaya
melestarikan budaya negara sendiri. Budaya Indonesia yang identik ramah, gotong
royong, saling membantu dan santun telah tergeser oleh budaya asing.
3. Membangun Semangat Nasionalisme Generasi Muda Indonesia
Tonggak sejarah yang terpenting dalam proses nasionalisme di Indonesia adalah
ketika lahirnya Budi Utomo pada tahun 1908, diikuti ikrar Sumpah Pemuda tahun 1928,
yang mengilhami lahirnya konsep bertanah air Indonesia, berbangsa Indonesia dan
berbahasa Indonesia. Proses nasionalisme tersebut berlanjut dan melandasi perjuangan-
perjuangan berikutnya hingga lahirlah Negara Kesatuan Republik Indonesia pada
11 Ir. Soekarno, Di Bawah Bendera Revolusi Djilid Kedua Tjetakan Kedua, (Panitia Penerbit Di Bawah
Bendera Revolusi), hlm. 255