Page 352 - Science and Technology For Society 5.0
P. 352

~ Science and Technology for Society 5.0 ~  315


                   Pada  sisi  tanaman,  pakchoi  (Brassica  rapa  L  var.  chinensis)  memiliki
               umur  panen  sekitar  40-60  hari  setelah  benih  disemai,  dapat  tumbuh  di
               dataran rendah maupun dataran tinggi, namun optimal di dataran tinggi
               (900-1.200 mdpl). Tumbuh dengan baik pada pH tanah 5,5-6 dengan sinar
               matahari yang cukup dan aerasi yang sempurna, pada suhu optimal 20-25°C
               (Setiawati, Murtiningsih, Sopha, & Handayani, 2007).
                   Pakchoi  dapat  tumbuh  baik  dengan  kombinasi  media  tanam  tanah
               subsoil latosol dan kompos pelepah kelapa sawit dengan perbandingan 2:1
               dengan perlakuan aplikasi pupuk daun, pestisida nabati, asam humat dosis
               3  gr  per  tanaman,    dan  Trichoderma  spp.  dosis  50  ml  per  tanaman
               (Rahhutami,  Handini,  &  Astutik,  2021).  Dalam  budi  daya  secara  organik,
               pengaplikasian agroinput non kimia sintetik mutlak diperlukan dan harus
               menyesuaikan dengan kondisi lahan yang akan digunakan untuk budidaya
               tanaman.
                   Dalam  hal  pertumbuhan  tanaman,  ketersediaan  hara  sangat
               dibutuhkan  tanaman.  Dalam  hal  ini  limbah  tandan  kosong  kelapa  sawit
               (TKKS) dan limbah ternak memiliki potensi sebagai penyedia hara. Sebelum
               diaplikasikan, limbah tersebut harus diproses lebih dahulu menjadi kompos
               melalui  proses  pengomposan  dengan  bantuan  mikroba  dekomposer
               (Ambarsari  &  Yulina,  2018).  Selain  itu,  pemanfaatan  agensi  hayati  yang
               dikemas dalam bentuk cair berupa Plant Growth Promoting Rhizobacteria
               (PGPR)  juga  memiliki  nilai  agronomis  dalam  mendukung  pertumbuhan
               tanaman.
                   Plant  Growth  Promoting  Rhizobacteria  (PGPR)  adalah  bakteri  tanah
               yang menghuni permukaan akar sebagai populasi yang secara kompetitif
               menjajah  akar  tanaman  dan  meningkatkan  pertumbuhannya  serta
               mengurangi penyakit tanaman (Nazir, Kamili, & Shah, 2019). Beberapa sifat
               yang  terkait  erat  dengan  PGPR,  adalah  sifat  migrasi  terus-menerus  dan
               stimulasi  pertumbuhan  tanaman  serta  kemampuan  biokontrolnya.
               Penggunaan PGPR telah terbukti menjadi metode berwawasan lingkungan
               untuk  menumbuhkan  hasil  panen  dengan  memfasilitasi  pertumbuhan
               tanaman  baik  melalui  mekanisme  langsung  maupun  tidak  langsung.
               Mekanisme PGPR meliputi keseimbangan hormonal dan nutrisi yang dapat
               diubah, menginduksi konflik terhadap patogen  tanaman, dan melarutkan
               nutrisi untuk penyerapan sederhana oleh tanaman. Dalam akumulasi, PGPR
               menggambarkan hubungan sinergis dan antagonis dengan mikroorganisme
               di  dalam  rizosfer  dan  di  luar  di  tanah  curah,  yang  pada  akhirnya
               meningkatkan laju pertumbuhan tanaman.
   347   348   349   350   351   352   353   354   355   356   357