Page 348 - Science and Technology For Society 5.0
P. 348
~ Science and Technology for Society 5.0 ~ 311
tidak memperpanjang sertifikasinya, adanya beberapa komoditas pertanian
baru di luar komoditas yang dibudidayakan menjadi primadona baru, kurang
informasinya para pelaku usaha untuk melakukan budidaya secara organik,
keengganan para pelaku untuk terjun ke segmen organik karena beberapa
hal, dan sebagainya.
Dari sisi pasar, rantai distribusi sayuran organik relatif lebih pendek
dibandingkan dengan sayuran nonorganik. Umumnya sayuran nonorganik
untuk sampai ke konsumen, secara berurutan rantai perniagaan dimulai dari
petani produsen kemudian ke pedagang pengumpul, pedagang besar, dan
pedagang eceran. Sedangkan untuk sayuran organik relatif memiliki rantai
yang lebih pendek, dari produsen langsung ke pedagang besar (super
market) yang kemudian disalurkan ke para konsumen. Selain untuk
memenuhi kebutuhan dalam negeri, sayuran organik juga memiliki potensi
ekspor yang besar.
Di era 4.0 sudah banyak para pelaku agribisnis melakukan terobosan
pemasaran melalui berbagai aplikasi online, media sosial, atau marketplace,
termasuk untuk komoditas sayuran. Terobosan ini sedikit banyak
berpengaruh terhadap tata niaga untuk komoditas pertanian, misalnya
dalam hal memperpendek rantai distribusi sayuran, yang berimplikasi
terhadap naiknya margin pendapatan para pelaku bisnis/produsen sayuran.
Bila dilihat dari sisi harga, komoditas sayuran yang bersertifikasi organik
memiliki tingkat harga yang lebih tinggi dan relatif stabil dibandingkan
dengan sayuran nonorganik. Namun kondisi ini masih belum mampu untuk
mendongkrak jumlah operator organik bila menilik dari data statistik
pertanian organik di Indonesia.
Bila ditinjau di lapangan, sisi persaingan pasar dan label keorganikan
sayuran di Indonesia terutama untuk produk-produk sayuran daun
umumnya meliputi produk sayuran organik (dengan sertifikasi LSO), sayuran
organik (klaim pelaku/tanpa sertifikasi LSO), sayuran nonorganik, dan
sayuran yang dibudidayakan secara hidroponik. Sayuran nonorganik
memiliki segmen pasar yang berbeda, sedangkan untuk komoditas sayuran
organik dengan/tanpa sertifikasi LSO dan sayuran hidroponik, keduanya
memiliki segmen pasar yang hampir sama dimana di mata produsen
maupun konsumennya masing-masing memiliki keunggulannya.
Berdasarkan SNI 6729 Tahun 2016 tentang Sistem Pertanian Organik,
istilah label organik untuk menyatakan bahwa suatu produk pertanian yang
dihasilkan telah melalui proses produksi yang sesuai dengan standar sistem