Page 102 - Transformasi Sosial Menuju Masyarakat Informasi Yang Beretika dan Demokratis
P. 102

86
                                Bagian I: Politik, Kebijakan Publik danKetimpangan Digital

                           Akibatnya  birokrasi tidak netral, dalam arti tetap menjaga loyalitas kepada
                           DPRD  maupun  Bupati.  Bahkan  melalui  program  atau  kegiatan  yang
                           dirancang,  birokrasi  justru  melakukan  kolusi  dengan  DPRD  tanpa
                           sepengetahuan Bupati dalam rangka membangun komunikasi yang baik di
                           antara keduanya.
                               Birokrasi  mengisi  kekosongan  peran  yang  dijalankan  oleh  parpol,
                           sehingga informasi yang diberikan kepada Bupati penuh dengan conflict of
                           interest. Hal ini sebagaimana diungkapkan Informan Tim Sukses ATEK sbb.

                               “...birokrasi  sendiri  diisi  oleh  orang‐orang  yang  penuh  dengan  konflik
                           kepentingan,  artinya  orang‐orang  yang  berseberangan  dengan  Pak  Bupati
                           sendiri dari awal...Sekda seharusnya membantu Bupati menegakkan aturan
                           namun  kenyataannya  diisi  oleh  orang‐orang  titipan  DPRD....  pada  posisi‐
                           posisi  strategis....birokrasi  tidak  dapat  menterjemahkan  visi  dan  misi
                           Bupati”.

                           Dengan demikian  birokrasi sebagai dual agents yaitu agen politik dan agen
                           pemerintah  yang  sarat  kepentingan,  tidak    ditunjang  profesionalitas  dan
                           kompetensi yang memadai. Implikasinya tidak mampu menterjemahkan visi
                           dan misi Bupati menjadi sebuah program/kegiatan.
                               Birokrasi  mengisi  kekosongan  peran  yang  dijalankan  Parpol  dan
                           mengamankan  posisinya  ini  melalui  kolusi  program  dengan  DPRD,
                           pembelokan administrasi, dan pelemahan sistem. Pembelokan administrasi
                           dilakukan  birokrasi  melalui  pemindahan  lokasi  program/kegiatan  sehingga
                           tidak sesuai rencana.  Komunikasi internal birokrasi yang lambat dan tidak
                           profesional  mengakibatkan  target  capaian  program  tidak  tercapai.  Bupati
                           menyebutnya  sebagai  pelemahan  proses  dalam  sistem  (atau  pelemahan
                           sistem),    padahal  seharusnya  birokrasi  berprestasi  dan  melayani  rakyat,
                           bukan melayani DPRD.
                               Penelusuran lebih lanjut dukungan DPRD pada Bupati ini didasari oleh
                           beberapa  fakta  empiris    adanya  balas  jasa  parpol  dan  beberapa  anggota
                           DPRD.  Hal  ini  terjadi  karena  jaringan‐aktor  Petahana  membantu  anggota
                           DPRD  untuk    memenangkan  Pileg  2014.  Informan  Relawan  Bupati
                           mengungkapkan  sbb.:  “Saya  punya  massa  dan  mereka  (baca:  DPRD)
                           datang...Dorang bilang, sudah kita tidak usah bikin perjanjian, tetapi nanti
                           kita  upayakan  supaya  searah  dengan  Pak  Bupati”.  Artinya    relawan
                           Petahana ini menuntut balas jasa anggota DPRD untuk sejalan dengan visi‐
   97   98   99   100   101   102   103   104   105   106   107