Page 322 - Optimalisasi Peran Sains dan Teknologi Untuk Mewujudkan Smart City
P. 322

mampu  menghemat  pengeluaran  pangan  rata-rata  sebesar  $150
        setiap musim penanaman.
            Di Indonesia, pertanian kota dapat dilakukan di taman-taman atau
        lahan  fasilitas  umum  di  lingkungan  pemukiman/perumahan,
        pekarangan rumah atau memanfaatkan sisa lahan atau ruang di atas
        saluran air didepan rumah yang diberi penutup. Pertanian kota dapat
        menggunakan media tanah atau air, dan dapat dilakukan baik secara
        horisontal maupun vertikal. Model ketahanan pangan dan optimalisasi
        pemanfaatan  lahan  pekarangan  berbasis  rumah  tangga  dikenal
        dengan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL). Program ini sebagai
        upaya  memaksimalkan  lahan  pekarangan  sebagai  sumber  gizi  dan
        nutrisi,  terutama  produk-produk  untuk ternak unggas, akuakultur,
        hortikultura,  pangan  alternatif  dan tanaman obat keluarga (TOGA).
        Hal ini sejalan dengan konsep smart environment dalam smart city
        yang menekankan pada pemanfaatan lahan secara bijak dan efisien.
            Komoditas  pertanian  yang  dapat  ditanam pada pertanian kota
        antara  lain  sayur-sayuran  dengan  masa  tanam yang relatif pendek
        seperti  bayam,  kangkung,  sayuran  andewi,  phokcoy,  sawi,  selada,
        maupun  buah-buahan  seperti  tomat,  cabai,  terong,  labu  siam,
        gambas, melon, timun suri, tanaman obat keluarga, tanaman rempah
        bumbu seperti jahe, kunyit, daun jeruk purut, lengkuas, daun padan,
        dan lain-lain. Pengembangan pertanian kota untuk komoditas cabai
        sesungguhnya  sangat  menguntungkan  bagi  rumah  tangga.  Hal  ini
        dikarenakan cabai merupakan komoditas yang dibutuhkan setiap hari,
        namun dalam jumlah yang tidak banyak. Apabila satu rumah tangga
        membudidayakan  sekitar 3 – 4 tanaman cabai dalam polybag atau
        pot, hasil panennya mencukupi untuk kebutuhan keluarga tersebut,
        sehingga mengurangi biaya pembelian cabai dan mengurangi dampak
        kenaikan  harga  cabai  pada  masa-masa  tertentu.  Penelitian  yang
        dilakukan Sutanto memberikan hasil rendemen sayuran andewi yang
        lebih  tinggi  jika  dibudidayakan  secara  vertikultur  menggunakan
        hidroponik  dibandingkan  dengan  vertikultur  menggunakan  media
        tanah dalam polibag.
            Rumah tangga yang memiliki kolam ikan, baik ikan hias maupun
        ikan konsumsi, dapat mengembangkan aquaponik sebagai salah satu
        bentuk  pertanian  kota  di  tingkat  rumah  tangga.  Melalui  teknik


     306  Optimalisasi Peran Sains dan Teknologi untuk Mewujudkan Smart City
   317   318   319   320   321   322   323   324   325   326   327