Page 317 - Optimalisasi Peran Sains dan Teknologi Untuk Mewujudkan Smart City
P. 317

kesetaraan  gender  (Kementerian  Kesehatan  Republik  Indonesia,
               2016).
                    Persediaan pangan yang cukup secara nasional ataupun regional
               tidak  menjamin  terwujudnya  ketahanan  pangan  di  tingkat  rumah
               tangga  atau  individu.  Hasil  penelitian  Saliem  et  al.,  (2001)
               menunjukkan bahwa walaupun ketahanan pangan di tingkat regional
               (provinsi)  termasuk  kelompok  tahan  pangan  terjamin,  namun  di
               provinsi  yang  bersangkutan  masih  ditemukan  rumah  tangga  yang
               tergolong rawan pangan dengan proporsi relatif tinggi. Provinsi D.I.
               Yogyakarta sebagai contohnya, pada tahun 2014 mengalami surplus
               dalam  hal  ketersediaan  pangan  dan  penurunan angka kemiskinan,
               namun angka penderita gizi buruknya mengalami peningkatan hingga
               mencapai 0,51 persen dengan sebaran Kabupaten Kulonprogo 0,81%,
               Kota Yogyakarta 0,69%, Kabupaten Gunung Kidul 0,53%, Kabupaten
               Sleman 0,4%, dan Kabupaten Bantul 0,38% (Putra, 2016).
                    Ketersediaan  dan  akses  terhadap  pangan  yang  mencukupi  di
               perkotaan tidak menjamin terwujudnya ketahanan pangan pada aspek
               pemenuhan  gizi.  Jumlah  dan akses terhadap pangan yang tersedia
               setiap saat bagi masyarakat perkotaan memicu terjadinya kondisi gizi
               lebih.  Berat badan lebih dan obesitas merupakan contoh gizi lebih.
               Berdasarkan  hasil  Riskesdas  2013  (Balitbangkes,  2013),  rata-rata
               prevalensi  status  gizi  penduduk  dewasa  (usia  >  18  tahun)  yang
               mengalami obesitas secara nasional yaitu 14,76%. Rata-rata nasional
               ini  lebih  tinggi  daripada  yang  mengalami  berat  badan  lebih  yaitu
               11,48%.  Prevalensi  obesitas  penduduk  laki-laki  dan  perempuan
               dewasa pada Riskesdas 2013 mengalami kenaikan dibandingkan hasil
               Riskesdas tahun 2007 dan 2010. Prevalensi penduduk laki-laki dewasa
               obesitas  pada tahun 2013 sebanyak 19,7%, lebih tinggi dari tahun
               2007 (13,9%) dan tahun 2010 (7,8%). Prevalensi obesitas perempuan
               dewasa (>18 tahun) pada tahun 2013 sebesar 32,9%, naik 18,1% dari
               tahun 2007 (13,9%) dan 17,5 persen dari tahun 2010 (15,5%).
                    Masyarakat perkotaan cenderung mengalami permasalahan gizi
               secara bersamaan yaitu gizi lebih (berat badan lebih dan obesitas) dan
               kurang gizi (kekurangan energi kalori/protein) atau gizi buruk secara
               bersamaan,  bahkan  dalam  lingkungan  keluarga  yang  sama.  Hal ini
               disebabkan  pola  makan  yang  tidak  sehat  meliputi  makan  dalam

                               Optimalisasi Peran Sains dan Teknologi untuk Mewujudkan Smart City    301
   312   313   314   315   316   317   318   319   320   321   322