Page 36 - Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh
P. 36

kebijakan kendali mutu bagi seluruh program PJJ merupakan dilema
        bagi model dual mode,  karena program PJJ pada lembaga
        konvcnsional scring dianggap sebagai produk sampingan.  Selain itu
        ada  faktor pcmbatas untuk mcmpertahankan dua sistem
        pcmbclajaran tatap muka danjarakjauh berlaku cfcktif(Zuhairi,
        1998).
             Bagi kalangan pendidikan di Indonesia, model dual mode
        masih bclum banyak dikenal, dan masih perlu diamati dan diteliti
        lcbih lanjut perkcmbangannya.  Sccara pcraturan dimungkinkan
        suatu lcmbaga pcndidikan tinggi konvensional di Indonesia
        mcnyelenggarakan program tatap muka danjarakjauh.  Namun
        sampai saat ini bclum banyak lembaga konvensional yang mencoba
        mencrapkan P JJ.  Ban yak lembaga di  Indonesia mcmilih membuka
        kclas jauh dcngan sistcm tatap muka.  Ini mcnandakan bahwa
        sebanarnya PJJ bclum begitu dikcnal olch kalangan akadcmik di
        kampus konvensional, yang mestinya diharapkan lcbih dapat
        bersikap dan bc1iindak inovatif, terbuka terhadap gagasan dan
        pcncmuan bam dalam pcmanfaatan tcknologi atau mctode baru,
        tcrmasuk met ode P.TJ.
             Didukung adanya kemajuan pcnggunaan ICT pendidikan
        tinggi dan kebutuhan pcngampu kcpcntingan, kemajuan terkini
        dalam pcndidikan tinggi jarak jauh telah diterapkan eli  beberapa
        pcrguruan tinggi terkcmuka di  Indonesia, sepcrti: Universitas
        Indonesia (UI), Institut Tcchnologi Bandung (ITB), Universitas
        Gajah Mada (UGM), dan Universitas Pajajaran (UNP AD) (Panen,
        2006). Perkembangan tcrkini dalam penggunaan sistem P JJ
        dipcndidikan tinggi Indonesia telah dilaporkan olch Pannen (2006)
        sebagai berikut.  Dalam berkolaborasi dengan universitas publik
        yang bcrlokasi di tempat tcrpcncil, UI telah mengembangkan sistem
        pendidikan berbasis e-mail, bertujuan mengembangkan pclayanan
        pcndidikannya terhadap mahasiswa berpotensi yang tcrsebar di
        bcrbagai lokasi geografis, sebagai bagian dalam memperluas akses
        pendidikan tinggi, dan membuat tcrsedianya pendidikan yang
        berkualitas dan relevan bagi masyarakat Indonesia.  ITB telah
        ~erinisiatif membentuk sckolah berbas,is intcmet di  ASIA (SOl




        22
   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41