Page 31 - Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh
P. 31
dikehcndaki siswajarakjauh akan dapat dilayani secara lebih baik
jikalau suatu lembaga dikembangkan hanya untuk menampung dan
memberikan pelayanan kepada siswajarakjauh saja (Rumble,
1 986). Model ini telah berhasil diterapkan di berbagai sektor
pendidikan dengan didirikannya lembaga seperti politeknik terbuka,
sekolah mencngah pertama terbuka, lembaga pendidikan swasta
komersial terbuka, dan universitas terbuka.
Model single mode memiliki karakteristik umum sebagai
berikut. Kurikulum dirancang berdasarkan sistem satuan kredit
semester dan bahan ajar moduler. Pengcmbangan dan produksi
bahan ajar dilakukan secara tersentralisasi. Bahan ajar dirancang
sesuai dengan kebutuhan orang dewasa yang sudah bekerja dan
bel ajar mandiri secara jarak jauh. Pertcmuan tatap muka
dipergunakan untuk membantu penguasaan bahan ajar. Studi Guiton
( 1992) lebih lanjut menunjukkan bahwa model ini umumnya
memiliki keterbatasan dalam ekonomi skala dan profil akademik.
Pendekatan course-team dipergunakan dalam pengembangan bahan
ajar, dan multimedia dimanfaatkan secara terpadu dalam
penyampaian bahan ajar. Model ini memiliki ketcrgantungan pada
lembaga lain untuk penyediaan pusat sumber belajar, siswa, dan
mempckerjakan tutor paruh waktu. Bagi siswa ada keterikatan
untuk menjadi siswajarakjauh saja tanpa ada keluwesan untuk
memilih motode belajar lain.
Pada model single mode, pcmbelajaran, pcngujian dan
akreditasi merupakan fungsi terpadu. Lembaga melayani siswa
jarak jauh saja sehingga staf akademik tidak mengalami konflik
loyalitas terhadap siswa tatap muka danjarakjauh. Iklim scmacam
ini menciptakan motivasi yang kuat di antara stafuntuk
mengcmbangkan dan meningkatkan kualitas metode PJJ, bcbas dari
hambatan pembclajaran konvensional. Lembaga lebih leluasa dalam
merancang program untuk kelompok target tertentu, dan melakukan
eksplorasi terhadap potensi maksimum mctode PJJ. Ada lebih
banyak keleluasaan bagi lembaga dalam memilih metode
pembelajaran, media, kurikulum, struktur program, prosedur ujian
dan kebijakan akreditasi (Kaye, 1981 ).
17