Page 35 - Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh
P. 35
terbuka, cara yang dapat diterima untuk memberikan kesempatan
kcpada orang dewasa yang sudah bckerja untuk belajar di pcrguruan
tinggi adalah melalui programjarakjauh yang diselenggarakan oleh
lcmbaga konvensional.
Model ini memiliki bebcrapa kclcbihan yang tidak dimiliki
model single mode. Model dual mode memiliki landasan dan
keterpautan yang kuat karcna staf akademik bertanggung jawab
penuh dalam proses bclajar dan pembelajaran, penulisan bahan ajar,
menggunakan kombinasi bahan bclajar mandiri dan pcrtcmuan tatap
muka dan cvaluasi siswa. Penyampaian bahan, sistem pembclajaran
dan layanan yang diberikan berbeda sesuai dengan syarat khusus
yang dikehcndaki masing-masing sistem pembclajaran atau
kelompok siswa. Model ini memungkinkan terjaganya kesamaan
pcnghargaan dan gclar terhadap siswa tatap muka dan jarakjauh.
Dalam model ini ada integrasi pembclajaran tatap muka dan jarak
jauh schingga mcnjamin standar pcndidikan, lcgitimasi, dan
krcdibilitas. Sistem dual mode memungkinkan pcnawaran program
atau matapclajaran yang bcrvariasi dan memungkinkan staf
akademik untuk bekerja dalam lingkungan yang beroricntasi pada
penelitian, disamping pendidikan dan pengabdian pada masyarakat.
Model ini membcrikan penckanan pada intcraksi dan komunikasi,
baik secara tatap muka maupun mclalui media.
Beberapa kritikan dilontarkan tcrhadap model dual mode.
Ketcrbatasan waktu untuk pengembangan bahan ajar menjadi
masalah utama, karena staf akademik bcrtanggung j awab mengaj ar
tatap muka pula. Ban yak diantara staf tidak melcwati pcndidikan
dan pelatihan fon11al dalam bidang pcngcmbangan bahan ajar jarak
jauh. Ada keterbatasan pcmanfaatan sumber daya untuk pcrbaikan
kualitas bahan ajar dan pengembangan dalam skala besar variasi
media dan teknologi untuk siswajarakjauh karena secara bersamaan
lembaga harus mcmanfaatkan sumber dayanya yang terbatas untuk
pembclajaran tatap muka. Sekalipun demikian banyak lcmbaga dual
mode telah berupaya dan bcrhasil meningkatkan invcstasi dan
pemanfaatan media dan tcknologi, sc1ia mcncrapkan mctode yang
lebih sistcmatik dalam pengembangan bahan ajar. Penerapan
21