Page 20 - Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh
P. 20
untuk menjaga kualitas tidak bcrarti seratus persen melupakan aspek
akscs. Sepetii telah diutarakan oleh Peters ( 1993), pcrkcmbangan
teknologi informasi dan komunikasi telah memungkinkan
discimbangkannya aspck akscs dan kualitas ini. Intcraksi dua arah
antara mahasiswa dengan institusi dan instruktur/tutor sekarang
dengan "mudah" dan relatif ccpat dapat dilakukan melalui media
clcktronik sepcrti audio/video con/erencing dan co111puter
con(('rcncing. Dengan dcmikian, ketc11)isahan antara kegiatan
t'ncngajar (teaching act) dengan kegiatan belajar (learning etc!) yang
menimbulkan suatu jarak psikologis dan komunikasi (transactional
distance) dalam proses pembelajaran (Moore, 1993), dapat
diminimalkan (Peters. 1993).
DARI PENDIDIKAN JARAK JAUH MENUJU PENDIOIKAN
TERBUKA
Beragam kcmudahan yang dibcrikan olch tclmologi juga Ielah
memicu pemikir<m yang lebih luas ten lang P J.J. Konscp
kctcrpisahan fisik antara kcgiatan mengajar dcngan kcgiatan bclajar
pada metodc P.TJ tclah mcmbuka kemungkinan pcmanf~wtan sarana
pendiclikan sccara lcbih luas. Dcngan tidak dilakukannya kegiatan
mcngajar dan belajar cia lam waktu yang bersamaan. maka: ( 1) rasio
ideal dosen-mahasiswa yang biasanya mcmbatasi daya serup suatu
program penclidikan dan (2) dinding kelas yang biasanya mcmbatasi
daya lampung program pendidikan dapat diabaikan. Kcdua hal ini
secara drastis mengubah fen omena pcndidikan yang si fatnya tertulup
mct\jadi lcbih tcrbuka dalam arti fisik dan identif'ikasi pendidikan
dcngan ruang kclas menjadi mcngabur.
Fenomena sosial ekonomi yang berkcmbang di masyarakat
9alam cmpat dekadc terakhir juga tclah menycbabkan pcrgescran
dalmn pola kebutuhan akan pcndidikan. Bila pada era masyarakat
inclustri, sistem ini hanya merupakanjalan untuk mcmecahkan
masalah pcmenuhan kebutuhan tcnaga ketja tcrampil, maka pada era
pasea industriali sasi (post-industial society) ini tclah jauh
berkcmbang kearah peningkatan kualitas hidup manusia.
6