Page 18 - Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh
P. 18
Holmberg (1986:2) memandang PJJ sebagai:
" ... various forms of study at all levels which are not
under the continuous, immediate supervision of tutors
present with their students in lecture rooms or on the same
premises, hut H'hich, nevertheless, henejitfrom the
planning, guidance and tuition of a tutorial organization''.
Kutipan terse but j clas menyebutkan bahwa sistcm P JJ terdiri
dar; komunikasi satu arah (prcscntasi matcri ajar), baik dalam bcntuk
tcrcetak, terckam, maupun tcrsiar, dan komunikasi dua arah antara
mahasiswa dan institusi penyelcnggara program. Interaksi antara
mahasiswa dan institusi ini (termasuk dengan tutor/doscn) sangat
penting dalam proses belajar mahasiswa. Hal ini karena, menumt
Holmberg, walaupun PJJ diraneang untuk belajar mandiri tetapi
tidak berarti mahasiswa ditinggalkan tanpa layanan bantuan belajar.
Berdasarkan pcnclitiannya pada tahun 1983, Holmberg
menyimpulkan bahwa walaupun intcraksi dalam bentuk pereakapan
riel (real conversation) sangat sulit dilakukan pada PJJ, tidak bcrarti
bahwa atmosilr percakapan/konversasi tersebut tidak dapat
dihadirkan kepada mahasiswa. Ia kemudian mengembangkan
konscp yang dikenal scbagai guided didactic conversation
(Holmberg, 1983), yang pada dasamya adalah konversasi
(pcreakapan) dua arah dalam bentuk tcrtulis atau mclalui telepon.
Semangat menghadirkan atmosilr ini harus diterapkan baik dalam
mcndesain bahan ajar, tugas-tugas, maupun bantuan belajar. Dengan
dcmikian, mahasiswa memperoleh 'suasana' scolah-olah bereakap-
cakap dcngan dosen pengcmbang bahan ajar, dan ini akan mcmbantu
proses internalisasi materi dalam proses bclajar mahasiswa.
Guided didactic conversation diantaranya menekankan
pcntingnya: cnam hal berikut ini.
1. Presentasi materi ajar yangjelas, dengan menggunakan bahasa
yang mudah dimengerti, dan tidak tcrlalu padat.
2. Petunjuk seeara eksplisit tentang apa yang harus dilakukan dan
jangan dilakukan, serta apa yang harus diperhatikan dan alasan-
alasannya.
4