Page 290 - Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh (Di dedikasikan kepada DR. Setijadi, M.A)
P. 290

meskipun tampilan perwajahan bahan ajar menjadi lebih menarik dan la-
         ku  dijual.  Saat  ini UT lebih  mementingkan  keterbelian bahan ajar di-
         bandingkan  dengan  kualitas  cetakan.  Sampai  saat  ini  UT  menganut
         kebijakan tidak mewajibkan mahasiswa untuk membeli modul.
            Dari 423  mahasiswa  reguler  yang  diteliti,  hampir 60%  menyatakan
         bahwa  harga  modul  UT  wajar,  sisanya  menyatakan  terlalu  mahal
         (Soetrisno, 1996). Harga modul saat itu berkisar antara Rp.  18.000,- sampai
         dengan Rp. 20.000,-. Kecenderungan untuk membeli modul bam tidakja-
         uh berbeda antara mahasiswa yang bekerja (76,9%, n=363) dengan yang
         tidak bekerja (80,6%,  n=31).  Sedangkan sisanya cenderung meminjam
         dari  mahasiswa  lain,  membeli  modul bekas,  menggunakan modul  yang
         telah dipakai orang lain (anggota keluarga) atau fotokopi.  Cara yang ter-
         akhir ini tentunya tidak disarankan oleh UT, meskipun sampai saat ini ti-

         dak ada  konsekuensi  karena  memfotokopi  bahan belajar UT.  Hasil pe-
         nelitian ini  menunjukkan bahwa sebenarnya daya beli mahasiswa  cukup
         baik, tetapi harga hams diusahakan tidak terlalu mahal.
            Pekerjaan pencetakan dikontrakkan kepada sejumlah percetakan di lu-
         ar UT melalui proses tender sebagaimana ketentuan pemerintah menge-
         nai  pengadaan  barang.  Sampai saat  ini UT menganggap  belum perlu
         mempunyai  percetakan sendiri,  sebab  dengan  menggunakan percetakan
         luar,  kebutuhan UT dapat terpenuhi secara lebih eftsien.


         3.  Produk Bahan Ajar
            Sampai saat ini UT telah menawarkan kurang  lebih 700 matakuliah
         untuk  berbagai program studi,  yang  terbagi dalam 4  Fakultas.  Dengan
         berubahnya kurikulum dan cepatnya perkembangan pengetahuan, tantang-
         an yang dihadapi oleh bahan ajar UT adalah kecenderungan untuk cepat
         menjadi outdated, khususnya untuk bidang-bidang ilmu sosial yang rentan
         perubahan.  Dapat dikatakan  revisi  bahan ajar  matakuliah  bidang  studi

                                        297
   285   286   287   288   289   290   291   292   293   294   295