Page 247 - Pendidikan Terbuka Untuk Indonesia Emas
P. 247

Pendidikan Terbuka untuk Indonesia Emas


                 dalam praktek pendidikan mahasiswa lebih berperan sebagai
                 pengguna  pengetahuan  atau  informsi  (knowledge  users)
                 ketimbang “pencipta” pengetahuan. Oleh sebab itu kurikulum
                 pendidikan tinggi perlu menjadikan mahasiswa bukan hanya
                 sebagai konsumen pengetahuan tetapi sebagai co-constructor
                 pengetahuan.  Bahkan  tidak  terbatas  pada  pengetahuan
                 berdasarkan kurikulum, tetapi juga dalam menentukan sosok
                 kurikulum  dengan  memberi  peluang  kepada  mahasiswa
                 untuk  menyusun  sendiri  kurikulumnya.  Hal  ini  dilakukan
                 dengan pertimbangan karena akan lebih relevan dengan latar
                 belakang, minat dan ekpektasi pribadi pekerjaan atau profesi
                 yang akan digeluti pada masa datang (Kehdinga, 2019).

                 Gagasan tentang open curriculum pernah dikemukakan pada
                 tahun  1974  dalam  kaitan  dengan  layanan  pendidikan  bagi
                 tenaga medis yang sudah bekerja di lapangan (Kelly, 1974). Dia
                 mengemukakan  gagasan  bahwa  diperlukan  kurikulum  yang
                 fleksibel untuk mengakomodasi kebutuhan populasi peserta
                 program  yang  heterogen,  dari  segi  usia,  pengalaman  kerja,
                 atau untuk mempersiapkan diri memasuki karier baru. Pada
                 waktu itu fokus open curriculum lebih kepada transfer kredit
                 dan pengakuan pengalaman atau istilahnya sekarang rekognisi
                 pengalaman  lampau  (RPL).    Dalam  perkembangannya
                 pendekatan open curriculum ini tidak terbatas pada RPL atau
                 transfer  kredit,  tetapi  secara  esensial  mengubah  struktur
                 kurikulum  menjadi  lebih  longgar  dan  fleksibel,  dengan
                 memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk menentukan
                 sendiri  konsentrasi  -konsentrasi  bidang  ilmu  yang  ingin
                 dipelajari.  Sebutan  lain  kurikulum  terbuka  adalah  flexible
                 curriculum, dicirikan dengan peluang bagi mahasiswa untuk
                 mengambil matakuliah di luar bidang ilmu.










                                          244
   242   243   244   245   246   247   248   249   250   251   252