Page 235 - Pendidikan Terbuka Untuk Indonesia Emas
P. 235

Pendidikan Terbuka untuk Indonesia Emas


                 oleh  asumsi-asumsi  fundamental  dalam  Pendidikan  berupa
                 keterbatasan  yang  disebabkan  oleh  lokasi,  waktu  dan
                 substansi ilmu, tetapi pendidikan tersedia kapan saja, dimana
                 saja, dan bebas memilih substansi dan ketrampilan apa yang
                 ingin dipelajari.


                 •  Pengertian dan Karakteristik Konseptual Open Pedagogy
                    Istilah  ‘pedagogi  terbuka’  sejatinya  bukan  konsep  yang
                    sama  sekali  baru.  Dalam  artikel  yang  ditulis  Paquette
                    (1979)  disebutkan  bahwa  sejak  tahun  1970-an  istilah
                    Open  Pedagogy  telah  digunakan  untuk  menjelaskan
                    paradigma  ‘baru’  di  lingkungan  pendidikan  di  Quebec,
                    Kanada pada waktu itu. Menurut Paquette Open pedagogy
                    mempunyai 3 ciri utama yakni: otonomi mahasiswa dan
                    interdependensi,  kebebasan  dan  tanggungjawab,  serta
                    demokrasi dan partisipasi. Lebih lanjut dia menyebutkan
                    bahwa  open  pedagogy  tidak  semata  menekankan
                    pada  hasil,  tetapi  perlu  memperhatikan  proses  dalam
                    pembelajaran.  “Open  pedagogy  is  process-based,
                    incurring  natural  learning  of  the  internal  students’
                    dinamics”  (terjemahan  bebas),  dengan  demikian  dosen
                    perlu menyusun dan mengembangkan lingkungan belajar
                    yang  “kaya”  dengan  keragaman,  sehingga  mahasiswa
                    dapat  menggunakan  beragam  talenta  atau  kemampuan
                    yang dimiliki serta berinteraksi dengan lingkungan belajar
                    tersebut. Beberapa konsep yang dikemukakan nampaknya
                    dapat  ditemukan  padanannya  dalam  pedagogi  masa
                    kini,  seperti  individualized  learning,  self  -direction,  self-
                    regulated  learning,  berdasarkan  penjelasan  bahwa
                    “kegiatan pembelajaran harus terbuka, mendorong ragam
                    hasil belajar, memberi kemungkinan mahasiswa memulai
                    dari  tingkat  pemahaman  dan  kemampuannya  sendiri”,
                    dsb. Bahkan dijelaskan lebih lanjut bahwa kegiatan belajar
                    perlu mengusahakan integrasi berbagai disiplin ilmu, atau
                    bersifat multidisiplin.



                                          232
   230   231   232   233   234   235   236   237   238   239   240