Page 171 - Pendidikan Terbuka Untuk Indonesia Emas
P. 171
Pendidikan Terbuka untuk Indonesia Emas
dari paradoks seperti ini. Justru pendidikan terbuka harus
mampu mengadopsi paradoks seperti ini, melayani secara
massal tetapi tetap memperhatikan keunikan dan kebutuhan
pembelajar sebagai individu.
Kemudian, pendidikan terbuka harus mengacu ke sistem
sedemikian rupa terbuka dalam hal mengadakan layanan
semua unsur pembelajaran. Terbuka dalam konteks ini
adalah memperhatikan keterbatasan pembalajaran dalam
menyediakan waktu “belajar” baik waktu kronologis maupun
waktu dalam pengertian frekuensi. Jika tatanan makro sistem
layanan pembelajaran membuat pembelajar menjadi terikat
dan tidak memiliki fleksibilitas dalam mengakses dan mengikuti
proses serta prosedural pembelajaran, besar kemungkinan
pembelajar tidak akan mendapatkan manfaat maksimal dari
sistem yang ditawarkan pendekatan terbuka.
Dari sisi institusional, pendidikan terbuka juga perlu
memastikan keterbukaan dalam hal mengupayakan “sistem
pengajaran” ketika mahasiswa memerlukan akses untuk
mendapatkan bantuan akademik tambahan. Lebih spesifik,
gaya belajar pembelajar pada dasarnya heterogen. Langkah
antisipatif untuk menghindari ketidakefektivan proses
pembelajaran karena abai terhadap gaya dan ragam belajar
pembelajar penting diantisipasi.
Karakteristik selanjutnya, sekaligus mengatasi kemungkinan
hambatan proses dan capaian pembelajaran karena
heterogenitas dalam konteks gaya belajar, sistem pendidikan
terbuka harus pula terbuka terhadap sumber pembelajaran
terbuka secara terpadu. Artinya, makro manajerial pendidikan
terbuka tidak memiliki hambatan menyediakan sumber
pembelajaran terbuka tanpa batas. Format deliveri sumber
pembelajaran terbuka juga harus beragam. Dengan demikian
166