Page 172 - Pendidikan Terbuka Untuk Indonesia Emas
P. 172
4. Pendidikan Terbuka dan Demokratisasi Pendidikan
hambatan yang terjadi karena kebutuhan khusus dari sisi
pembelajar dapat dieliminasi (dikurangi) dengan penyediaan
sumber belajar terbuka secara terbuka.
Bagian akhir yang meski di akhir tetapi justru mutlak adalah
terkait dengan pendidikan terbuka yang harus secara terbuka
mengupayakan pengembagan diri terkait dengan kapabiltas
yang ingin diperoleh dan hubungannya dengan manfaat
nyata di dunia nyata (kebutuhan dunia kerja yang menunjang
kebermaknaan hidup). Penyelarasan pengelolaan pendidikan
terbuka dengan lingkungan strategis merupakan esensi dari
perlunya selamat berselancar di era digital yang ditandai
dengan cepatnya perubahan di seluruh sendi kehidupan.
Seperti juga yang diakibatkan baik karena Revolusi Indistri
4.0 maupun tuntutan keterampilan abad 21 - apalagi akibat
langsung dari pandemi Covid19 dewasa ini.
SEPULUH DIMENSI ESENSIAL PENDIDIKAN TERBUKA
Secara keseluruhan, makro manajemen pendidikan terbuka
akan mampu memenuhi tuntutan baik secara saintifk maupun
secara pragmatik. Syaratnya, memenui sepuluh dimensi
yang terdiri atas enam dimensi intrinsik dan empat dimensi
ekstrinsik.
Secara intrinsik, terdapat enam dimensi yang mendasari
kehandalan program melalui sistem pendidikan terbuka.
Keenam elemen tersebut terkait dengan: konten, pedagogi,
rekognisi, kolaborasi, riset dan pengembangan, dan
keterbukaan akses. Keenam elemen ini adalah makro
manajerial penjaminan kualitas program melalui sistem
pendidikan terbuka sehingga keluaran dan impak pendidikan
terbuka tidak akan mencederai hasil yang dipersyaratkan
secara saintifik.
167