Page 26 - Perspektif Milenial Pendidikan Jarak Jauh
P. 26
~ Perspektif Milenial: Pendidikan Jarak Jauh ~ 9
dikatakan bahwa pendidikan konvensional ini membuat sebuah
ketergantungan akan ceramah yang diberikan oleh guru atau dosen kepada
peserta didiknya.
Salah satu pengalaman penulis menjadi seorang peserta didik, ketika
guru atau dosen berhalangan untuk memberikan pelajaran dalam kelas,
sedikit kemungkinan para peserta didik secara inisiatif dan sukarela untuk
melakukan belajar mandiri. Mereka cenderung merasa belajar bukanlah
kewajiban mereka, tetapi hak yang diberikan oleh guru atau dosen. Apabila
peserta didik menganggap belajar adalah hak, berpotensi pada
berkurangnya rasa tanggung jawab peserta didik dalam proses
pembelajaran sehingga cenderung pasif dan sebatas menerima.
Selain mengenyam pendidikan konvensional, pada tahun 2014—2015
penulis juga pernah berpengalaman menjadi seorang guru di salah s a t u
sekolah menengah kejuruan (SMK) swasta di Kota Depok. Sama halnya saat
penulis menjadi pelajar, saat menjadi guru pun penulis beberapa k a l i
mengisi kelas kosong yang disebabkan oleh salah seorang guru mata
pelajaran lain yang berhalangan hadir untuk mengajar. Penulis mengisi kelas
tersebut semata-mata agar para murid ‘produktif’ di dalam kelas. Produktif
di sini, yaitu menerima pelajaran dari seorang guru/dosen. Tentunya, ada
sebagian dari pembaca yang mengalami hal serupa dengan penulis.
Kondisi tersebut sedikit menggambarkan suatu kondisi bahwa
masyarakat awam masih menganggap akses pendidikan hanya sebatas
melakukan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, bahkan muncul istilah
‘mengenyam di bangku sekolah’. Konsep tersebut sangat kaku dan terbatas
di ruang kelas saja dan bertahun-tahun dipegang teguh oleh masyarakat,
termasuk penulis yang notabene sebagai salah satu ‘produk’ dari
pembelajaran konvensional.
J i k a d i l i h a t d a r i p e r s p e k t i f p r o s e s p e m b e l a j a r a n , t i d a k a d a y a n g salah
dengan pendidikan konvensional, kecuali pada masa pandemi Covid-19
tentunya. Dengan adanya physical distancing guna memutus mata rantai
penyebaran Covid-19, tatap muka yang menjadi ciri khas dari pendidikan
konvensional harus dibatasi.
Namun, tersisa ‘kekakuan’ akan pendidikan konvensional yang
menyebabkan peserta didik terbiasa untuk ‘disuapi’ dan menjadikannya
kurang mandiri. Pembelajaran terbatas hanya dari ruang kelas. Sumber
pembelajaran mayoritas tersentral hanya dari seorang guru atau dosen.