Page 111 - Perspektif Milenial Pendidikan Jarak Jauh
P. 111

98  ~ Antologi CPNS ~


          hingga  akhirnya  kembali  lagi,  menitiskan  generasi  hingga  kemudian  mati
          walau  tanpa  apresiasi.  Mati  dalam  damai  setelah  perjuangan  mengukir
          sejarah diri. Itulah gambaran dari gigihnya usaha tak kenal kata berhenti
          hingga penghujung usiapun masih tetap menginspirasi.
             Bagi sebagian dari kita ini hanya sekedar cerita yang akan hilang dalam
          memori.  Namun,  ketika  mencoba  mencari  makna  yang  tergali,  kita  akan
          menemukan betapa berarti hidup jika terus bergerak dalam rotasi. Bukan
          hanya sekedar mengharap apresiasi, tapi juga dapat menjadi inspirasi untuk
          tiap  generasi.  Generasi  yang  akan  jadi  penopang  kita  suatu  saat  n a n t i ,
          generasi yang terus bergerak dan melangkah maju. Melakukan perubahan
          di  sana  sini,  perubahan  yang  akan  membawa  kemaslahatan  bagi  semua
          tanpa terkecuali.
             Teruslah  bergerak,  lakukan  perubahan,  hingga  akhirnya  mati  dalam
          damai namun tetap hidup dalam karya.

          EPILOG


             Apa yang tertuang dalam tulisan hanya sekedar bacaan, sekiranya itu
          tidak mampu untuk direalisasikan dalam kenyataan. Tak perlu lah jadi Qais
          sang pencinta yang dicap gila seantero jazirah agar tercipta syair indah untuk
          kekasih yang jauh di mata atau menjadi seorang Al fatih yang diusia muda
          dapat merubuhkan keangkuhan benteng yang kokoh selama ratusan tahun
          yang  tak  dapat  ditaklukkan  para  pendahulunya.  Mereka  hanya  sebatas
          peran  yang  dihadirkan  dalam  tulisan,  hanya  contoh  dari  segelintir  orang
          yang mampu membalik persepsi dan ketidakyakinan, dari cibiran berbalik
          decak  kagum  dan  pengagungan.  Mereka  adalah  para  pionir  di  masanya,
          sosok pembaharu dan pengubah.
             Berkacalah dari masa lalu, kita juga dapat menjadi pionir untuk sejarah
          diri kita sendiri. Tidak sekedar mengekor atau berada dibalik tilas sejarah
          yang bukan milik sendiri. Siapa pun itu berhak memperoleh apresiasi dengan
          goresan tinta emas dalam catatan sejarah nan abadi.
             Tak ada batasan untuk terus mengembangkan potensi diri. Status, kasta
          hingga agama bukan batas, tetapi hanya arah yang mengarahkan agar tidak
          salah dalam melangkahkan kaki.
             Dalam awal mula dan perubahan, perlu lah kita untuk membulatkan
          tekad dan meneguhkan hati. Membangun visi misi diri dengan pasti, hingga
          kemudian memulai realisasi. Gagal atau berhasil itu adalah suatu hal yang
   106   107   108   109   110   111   112   113   114   115   116