Page 167 - Cakrawala Pendidikan: E-Learning Dalam Pendidikan
P. 167
Cakmll'a{n l'rndidikan 2
Jika dicermati, dalam prinsip pertama "Tujuan pendidikan
apa yang seyogyanya d1capai oleh suatu sekolah?", tersirat di situ
sifat imperatif 'yang seyogyanya dicapai' (should the school seek
to attain); sifat pedagogis adanya 'tujuan pendidikan' (what
educational purposes); dan sifat kontekstual 'suatu sekolah' (the
school). Prinsip kedua, "Pengalaman pendidikan apa yang dapat
diberikan yang tampaknya bisa memenuhi tujuan", menyiratkan
sifat pedagogis dan personal. Dalam prinsip ketiga, "Bagaimana
pengalaman pendidikan ini dapat diorganisasikan atau ditata
secara efektif?", tersirat sifat pedagogis, personal, dan
kontekstual. Sedangkan dalam prinsip ke empat, "Bagaimana kita
dapat menentukan bahwa tujuan itu sedang dipenuhi?". tersirat
sifat imperatif dan pedagogis. Bertolak dari konsep-konsep
tersebut, maka untuk melihal kedudukan dan peran dimensi sosial
dalam Pendidikan IPS sebagai program kurikuler, perlu dilakukan
analisis terhadap suatu model dasar kurikulum social studies/
Pendidikan IPS sebagai sampel. Untuk kepentingan pembahasan
dalam artikel ini. dipilih model Social Studies Taba, Durkin,
Faenkel, McNaughton (1971) dalam a Teacher's Handbook to
Elementary Social Studies, dan Model Kurikulum IPS PPSP 1973
(IKIP Bandung, 1973).
Sebagaimana telah dibahas sebelumnya dalam artikel
ini, yang dimaksud dengan dimensi sosial pendidikan IPS adalah
"kompetensi sosial yang dinilai mampu memberi bekal
sosial-psikologis kepada peserta didik untuk berperan sebagai
aktor sosial yang cerdas dan baik/adil".
Suatu program kurikuler, memiliki dua sisi (Cohen dan
Deer, 1977 dalam Winataputra, 1978), yakni sebagai a
progressively modifiable plan dalam bentuk silabus atau garis
besar program pengajaran (GBPP), yang biasanya memuat
tujuan, isi, pengalaman belajar, dan evaluasi; dan sebagai
"reality" dalam wujud apa yang sesungguhnya terjadi dalam
151