Page 25 - Kewirausahaan Dalam Multi Perspektif
P. 25
representasi internal mereka, maka mereka dapat mengubah persepsi
mereka terhadap pengalaman agar sesuai dengan representasi internal
mereka.
Sementara itu, akomodasi merupakan proses membingkai ulang
representasi mental seseorang dari dunia luar agar sesuai dengan
pengalaman baru. Akomodasi dapat dipahami sebagai mekanisme dimana
kegagalan menuntun pada proses pembelajaran. Apabila kita sering gagal,
dan kita dapat mengakomodasi pengalaman baru dari peristiwa kegagalan
tersebut kemudian membingkai kembali ke dalam cara kerja kita yang baru,
maka berarti kita belajar dari pengalaman kegagalan kita atau (dapat juga)
belajar dari kegagalan orang lain. Dengan kata lain, konstruktivisme
merupakan suatu teori yang menjelaskan bagaimana suatu pembelajaran
terjadi dan seringkali dikaitkan dengan pendekatan pedagogik yang
mendorong pembelajaran aktif atau belajar melalui bekerja.
Secara lebih spesifik Brown, dalam Setiani (2014) menyatakan bahwa
konstruktivisme dapat dipandang sebagai paradigma pembelajaran yang
menggeser metode pedagogik dari pembelajaran yang berpusat pada guru
kepada pembelajaran yang berpusat pada murid/siswa. Salah satu tujuan
utama konstruktivisme adalah memberikan pengalaman belajar yang
demokratis dan kritis kepada pembelajar. Konstruktivisme menuntut individu
secara aktif terlibat dalam proses berpikir dan belajar. Pembelajar merupakan
pemain kunci dalam pemberian makna dan pemahaman. Mereka tidak hanya
mendengar atau membaca saja, tetapi mereka harus aktif berdebat,
berdiskusi, menganalisis, membuat hipotesa, melakukan investigasi, dan
mengambil berbagai sudut pandang (Setiani, 2014).
Pendekatan Konstruktivis Sosial Pada Pembelajaran
Sebelum masuk ke PEMBAHASAN pembelajaran konstruktivis sosial, kita
singgung sedikit tentang pembelajaran pembelajaran konstruktivis koqnitif.
Konstruktivisme koqnitif di dasarkan pada suatu ide bahwa pengetahuan
dikonstruksi dan dibuat bermakna melalui interaksi dan analisis individu
terhadap lingkungannya. Dalam cara seperti itu, pengetahuan dikonstruk di
dalam pikiran individu melalui interaksi individu dengan dunianya (Setiani,
2014). Tekanannya di sini adalah, individu mengkonstruk pengetahuan
melalui proses koqnitif, yaitu menganalisis dan menginterpretasikan
pengalamannya.