Page 28 - Kewirausahaan Dalam Multi Perspektif
P. 28
yang berhasil seseorang harus memiliki karakteristik proaktif, berorientasi
prestasi, dan komitmen pada orang lain.
Oleh karena itu diperlukan metode atau pendekatan pembelajaran
kewirausahaan yang tepat untuk pembelajaran kewirausahaan di sekolah
menengah kejuruan agar dicapai kompetensi siswa sebagaimana diharapkan.
Menurut Lobler (2006), pendidikan kewirausahaan harus lebih menekankan
pada pedagogy yang digerakkan oleh proses dan juga dengan proses
pembelajaran yang terbuka. Dalam proses pembelajaran terbuka, para
pembelajar harus selalu mempermasalahkan pengetahuan yang sudah
menjadi pengetahuan umum (common knowledge). Dengan mempertanyaan
kembali pengetahuan yang telah menjadi pengetahuan umum tersebut,
maka akan menjadi titik tolak untuk menciptakan pengetahuan yang lebih
baru sebagai dasar dibuatnya peta jalan baru.
Sejalan dengan Lobler, Lindgren dan Packendorff (2009) menyarankan
penggunaan pendekatan sosial konstruktivis dalam kajian kewirausahaan.
Menurut Lindgren dan Packendorff, digunakannya pendekatan sosial
konstruktivis karena kewirausahaan muncul secara dinamis dalam interaksi
sosial dalam masyarakat. Masyarakat selalu berinteraksi dalam bentuk yang
berbeda-beda antara yang satu dengan yang lain melalui pertemuan-
pertemuan, melalui membaca tulisan orang lain, melalui internet, dan
sebagainya.
Lebih jauh Woo & Reeves (2007) menyatakan bahwa konstruktivisme
sosial menjelaskan proses dasar pembelajaran dengan menggunakan tiga
konsep: (1) The Zone of Proximal Development (ZPD); (2) Intersubjectivity; dan
(3) Enculturation. The Zone of Proximal Development (ZPD) adalah dimana
konsep spontan anak atau pemula memenuhi tatanan dan logika penalaran
orang dewasa atau ahli. Intersubjectivity mengacu pada adanya saling
memahami yang dicapai diantara orang-orang melalui komunikasi efektif.
Enculturation merupakan proses dimana budaya yang berlangsung saat ini
memungkinkan individu untuk belajar menerima norma dan nilai dari budaya
atau masyarakat dimana individu yang bersangkutan tinggal. Dalam
konstruktivisme sosial pembelajaran terjadi melalui komunikasi dengan
teman sebaya dan ahli atau senior dalam konteks berkaitan dengan tugas-
tugas hidup yang nyata.