Page 23 - Kewirausahaan Dalam Multi Perspektif
P. 23
Perencanaan penyelenggaraan pembelajaran mata pelajaran
Kewirausahaan mengacu pada KTSP, dimana guru diberi kewenangan dan
kekuasaan yang luas untuk mengembangkan pembelajaran sesuai dengan
kebutuhan peserta didik dan tujuan pendidikan. Guru harus dapat
menyesuaikan antara tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode
pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar. Disamping itu,
guru harus juga menyesuaikan antara karakteristik dan kebutuhan siswa
dengan ketersediaan sarana dan prasarana pembelajaran kewirausahaan.
Permasalahan Pembelajaran Kewirausahaan di Sekolah Menengah
Kejuruan
Meskipun mata pelajaran Kewirausahaan telah diajarkan di SMK sejak
Tahun 2000 (Sabatari dan Hariyanto, 2013), namun masih menjadi
pertanyaan seberapa efektif pembelajaran Kewirausahaan tersebut
dilaksanakan. Pertanyaan ini penting dikemukakan karena ada anggapan
bahwa kebanyakan siswa SMK kurang berminat terhadap program normatif
dan program adaptif (Hakim, 2010). Lebih lanjut Hakim (2010) menyatakan
bahwa, program kewirausahaan yang diajarkan di SMK belum mampu
menghasilkan siswa yang memiliki sikap, watak, perilaku kewirausahaan serta
kecakapan hidup. Artinya, lulusan SMK pada saat ini masih belum memiliki
kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia usaha dan dunia industri serta belum
dapat memenuhi kompetensi untuk membuka lapangan kerja sendiri.
Kegagalan siswa SMK mencapai kompetensi yang diharapkan tersebut
menurut Hakim (2010) dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain faktor
kemampuan guru dalam menyampaikan metode pembelajaran
kewirausahaan yang tidak mendorong siswa berpikir kreatif, inovatif, dan
problem solving. Demikian juga Mawadini (2014), menyatakan bahwa
permasalahan yang sering timbul dalam pembelajaran kewirausahaan adalah
karena guru belum menggunakan strategi pembelajaran yang dapat
meningkatkan mutu pembelajaran dan guru masih menggunakan metode
pembelajaran yang monoton.
Secara lebih spesifik, Winarno (2009) menunjukkan hasil temuannya dari
penelitian pada kelas kewirausahaan SMK di Malang, yaitu bahwa materi dan
strategi pembelajaran kewirausahaan tidak cukup efektif dalam
mengembangkan nilai-nilai kewirausahaan siswa. Hasil dari pengamatan dan
wawancara dengan guru mata pelajaran kewirausahaan menunjukkan bahwa
model pembelajaran kewirausahaan yang merupakan mata pelajaran dengan