Page 26 - Kewirausahaan Dalam Multi Perspektif
P. 26

Sementara  itu,  menurut  konsep  pembelajaran  konstruktivis  sosial,
        proses  pembelajaran  individu  tidak  dapat  dilepaskan  dari  konteks  sosial.
        Demikian juga, proses asimilasi dan akomodasi tidak dapat berlangsung tanpa
        integrasi aktif pembelajar dalam suatu bentuk praktik di dalam masyarakat.
        Salah  satu  ciri  pembelajaran  dari  perspektif  konstruktivis  sosial  adalah
        mengkonstruksi aktif pengetahuan yang didasarkan pada pengalaman dan
        pengetahuan dunia fisik dan sosial sebelumnya.
            Sekitar dua dekade belakangan ini para pendidik telah melihat nilai dari
        konstruktivisme  sosial  sebagai  dasar  untuk  merancang  lingkungan
        pembelajaran yang lebih efektif. Konstruktivis sosial melihat bahwa subjek
        individu  dan  masyarakat  sosial  sebagai  saling  berhubungan.  Konstruktivis
        sosial  menegaskan  bahwa  pembelajar  sampai  kepada  apa  yang  mereka
        ketahui  terutama  melalui  partisipasi  dalam  praktik-praktik  sosial
        pembelajaran  lingkungan  termasuk  proyek-proyek  kolaboratif  dan
        penugasan-penugasan  kelompok  begitu  juga  praktik-praktik  sosial  dari
        komunitas  lokal  termasuk  kehidupan  keluarga  dan  kegiatan-kegiatan
        keagamaan (Woo & Reeves, 2007). Dari sudut pandang konstruktivis sosial,
        pembelajaran  terutama  dipandang  sebagai  produk  sosial  yang  dihasilkan
        melalui proses-proses percakapan, diskusi dan negosiasi.
            Konstruktivisme sosial memandang setiap pembelajar sebagai individu
        unik  dengan  kebutuhan  dan  latar  belakang  yang  unik.  Pembelajar  juga
        dipandang  sebagai  kompleks  dan  multidimensi.  Konstruktivisme  sosial
        mendorong  pembelajar  untuk  sampai  pada  versi  kebenarannya,  yang
        dipengaruhi oleh latar belakang, budaya, atau pandangan dunia yang telah
        mengakar.  Dengan  demikian,  ia  tidak  hanya  mengakui  keunikan  dan
        kompleksitas  pembelajar,  namun  sebenarnya  mendorong,  memanfaatkan
        dan memberi penghargaan sebagai bagian integral dari proses pembelajaran
        (Yucel & Habiyakare, 2011). Perkembangan historis dan sistem simbol, seperti
        bahasa, logika, dan sistem matematika, diwariskan oleh pembelajar sebagai
        anggota dari budaya tertentu dan itu semua dipelajari sepanjang kehidupan
        pembelajar.  Di  sini  juga  menekankan  pentingnya  sifat  dari  interaksi  sosial
        pembelajar dengan anggota masyarakat yang berpengetahuan luas. Tanpa
        interaksi semacam itu, mustahil untuk memperoleh makna sosial dari sistem
        simbol penting dan belajar bagaimana memanfaatkannya.
            Para ahli konstruktivis sepakat bahwa individu-individu membuat makna
        melalui interaksi diantara mereka dan lingkungan hidupnya. Dengan begitu
        maka,  pengetahuan  merupakan  produk  manusia  yang  dikonstruk  secara
   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31