Page 27 - Kewirausahaan Dalam Multi Perspektif
P. 27
sosial dan budaya. Sementara itu, perilaku individu dibentuk oleh kekuatan
eksternal melalui proses pembelajaran bermakna yang terjadi ketika individu-
individu terlibat dalam aktivitas sosial. Para pembelajar dari berbagai keahlian
dan latar belakang yang berbeda harus berkolaborasi di dalam tugas dan
diskusi untuk sampai pada pemahaman bersama tentang kebenaran dalam
suatu bidang tertentu.
Pendekatan Sosial Konstruktivis Pada Pembelajaran Kewirausahaan di
Sekolah Menengah Kejuruan
Di sekolah menengah kejuruan, pembelajaran kewirausahaan diberikan
untuk membekali siswa agar mampu hidup mandiri dan dapat menciptakan
pekerjaan yang dapat menghasilkan pendapatan (Sudarmiatin, 2009). Namun
sayangnya, menurut Hakim (2010), bahwa siswa SMK kurang berminat
terhadap program normatif dan program adaptif termasuk di dalamnya
adalah kewirausahaan. Hal itu sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh
Lobler (2006) berkaitan dengan pembelajaran kewirausahaan di Eropa.
Menurut Lobler, siswa menganggap pelajaran atau sekolah kewirausahaan
membosankan atau bahkan tidak relevan.
Menurut Lobler (2006), pada umumnya guru masih menggunakan
pendekatan aktivitas berbasis teori dalam pengajaran kewirausahaan.
Sementara itu, kewirausahaan berkaitan dengan lingkungan bisnis yang
ditandai oleh keberagaman dan perubahan yang berlangsung terus. Dalam
lingkungan bisnis seperti itu, tidak selalu dapat menggunakan “peta jalan”
yang sudah jadi dari manajemen atau tidak pula dari buku-buku teks
kewirausahaan untuk belajar mengambil keputusan yang baik. Dalam kodisi
perubahan seperti itu, mereka seringkali harus menciptakan sendiri “peta
jalan baru” untuk menemukan jalan yang akan mereka lalui ke wilayah yang
belum mereka kenal (unknown territory). Disamping itu, dalam kondisi
lingkungan bisnis yang tidak menentu banyak pertanyaan berkaitan dengan
dimana dan bagaimana usaha mau dibawa tidak dapat dijawab dengan
berdasarkan pengalaman masa lampau. Artinya, di sini para wirausahawan
harus selalu belajar melebihi dari apa yang mereka lakukan pada saat ini.
Wirausaha harus dapat menciptakan sebuah bisnis baru dengan bersedia
mengambil risiko dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan
pertumbuhan. Ada beberapa karakteristik wirausaha yang dianggap berhasil.
Misalnya, Sudarmiatin (2009) mengemukakan, agar dapat menjadi wirausaha