Page 49 - Cakrawala Pendidikan
P. 49

Pendidikan Setelah Era Orde Baru


     para  pelaku  pendidikan  (kepala  sekolah,  guru  dan  murid)  dapat
     me/orot pada nadir yang samaseka/i tidak kuasa mengangkat mutu
     pendidikan.
     lbarat  dalam  sebuah  tim  sepak  bola  yang  tidak  mendapatkan
     dukungan    yang   penuh   dari   klubnya,   penontonnya   dan
     dermawannya,  bagaimana  mungkin  seorang  pelatih  dan  para
     pemainnya dapat bermain "all-out"?

     Desentralisasi dan otonomi pendidikan
     Kita  perlu  yakin  bahwa  pendidikan di  negeri  kita  dapat kita  angkat
     ke jenjang yang cukup layak.  Dengan dua kata kunci yang semakin
     gencar  dilontarkan  di  era  reformasi,  hemat  penulis  akan  mampu
     menjadikan wajah pendidikan kita lebih cantik.
     Kata  pertama  adalah  pemberdayaan  atau  "empowerment"
     sebagaimana  pernah  diungkapkan  oleh  mantan  Mendikbud,
     Prof.Dr.Juwono  Sudarsono.  Dengan  konsep  pemberdayaan  ini
     sedikitnya  dua  hal  yang  ingin  diperkuat  dan  direalisir,  yaitu
     memberikan  wewenang  yang  cukup  besar  dan  sekaligus  juga
     memberikan  dukungan  yang  bersifat  finansial  dan  non  finansial
     secara  layak  dan  berimbang  kepada  para  pelaku  dan  peserta
     pendidikan pada tingkat sekolah dan kelas.

     Semangat  pemberdayaan  menjadi  amat  pas  jika  dikawinkan
     dengan  kata  kedua,  yaitu  desentra/isasi  atau  otonomi  daerah
     sebagaimana  sering    kita   dengar  akhir-akhir   1n1.   Dengan
     desentralisasi  pendidikan  itu  kita  harapkan  dapat  mendorong
     pemberdayaan  sekolah,  kelas,  kepala  seko!ah,  guru  dan  murid
     secara  berdaya  dan  berhasil  guna.  Dengan  desentralisasi  dan
     otonomi  itu  kita  berharap  mampu  mengubah  bentuk  sistem
     pendukung  pendidikan  dari  kerucut  terbalik  menjadi  kerucut  yang
     normal.  Dengan  model  pendukung  kerucut  normal  itu,  akan  kita
      saksikan  beralihnya  penumpukan  kewenangan,  sarana,  prasarana
      dan  dana  dari  pusat  ke  daerah,  kemudian  mengalir  ke  sekolah,
      ruang  kelas,  kepala  sekolah,  guru  dan  murid  tanpa  blokade  yang
      dibuat-buat.  Pihak-pihak  inilah  yang  paling  wajar  mendapatkan
     dukungan  yang  lebih  besar  dan  wajar,  karena  di  sinilah
      sesungguhnya terdapat "black box" pendidikan.  Kepada merekalah



                                                               37
   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54