Page 19 - Cakrawala Pendidikan
P. 19
Kemutlakan Peralihan Paradigma ...
bersinggungan dengan universitas hanya secara okasional, atau
insidental. Keterbatasan kemampuan. yang seringkali bergabung
dengan keterbatasan kemauan, menyebabkan peran dan
persyaratan khusus itu terdesak ke samping. Sebagai gantinya,
yang menonjol justru adalah konsiderans lain. dengan motivasi
yang berbeda-beda, yang umumnya tidak seberapa relevan
dengan aspirasi pengembangan sumber daya manusia terdidik
untuk pembangunan. Ada yang dominan bermotif politik. atau motif
kedaerahan, profit komersial, agama, dan lain-lain. Universitas
tidak perlu khawatir kehabisan peminat, sedikitnya dilihat dari sudut
kebutuhan menampung lulusan sekolah menengah, yang dalam
pada itu memang tidak mudah terserap di dalam dunia kerJa
Tanpa exposure kependidikan yang tepat. lulusan universitas
serupa itu mudah merasa telah memiliki bekal ilmu yang tinggi dan
mencukupi, walaupun sesungguhnya jauh dari itu. Tetapi, apa lagi
yang dapat dilakukan: bukankah mereka telah menjadi sarjana
terseko/ah, lulusan universitas, yang dikukuhkan dengan berbagai
gelar kesarjanaan? lnilah kemudian yang menjad1 satu petunJuk
terjadinya inflasi hasil universitas. semakin bertambah di dalam
kuantitas dan semakin berkurang d1 dalam kualitas
Negara yang berpenduduk sebesar Indonesia. yang tingkat
pertumbuhan penduduknya masih relatif tinggi d1bandingkan
dengan kemampuan menanganinya, akan menghasilkan lulusan
sekolah menengah yang setiap tahunnya menjadi semakin
bertambah. Bagi enterprenur opportunis yang tidak hirau mengenai
kepentingan pembangunan, realitas ini menjadi pasar bisnis yang
menguntungkan. Tidak adanya sikap positif mereka yang
menghargai kualitas menyebabkan banyak universitas didirikan
terutama (atau semata-mata?) dengan konsiderans bisnis yang
menguntungkan. Tetapi dari segi kepentingan pembangunan,
umumnya ini adalah langkah kontra produktif yang, selain sangat
merugikan, juga sangat berbahaya: para mahasiswa yang diberi
kesan telah mendapat pendidikan yang terbaik, akan lulus dengan
perasaan demikian, dan tanpa sadar, sering menuntut perlakuan
yang setimpal. Sayangnya, masyarakatpun, tanpa kritis, memenuhi
tuntutan itul Ekses yang lebih ekstrim sudah mulai tampak: dengan
adanya program-program peraman - yang dipulas dengan
berbagai terminologi yang menyesatkan -- yang memungkinkan
7