Page 16 - Cakrawala Pendidikan
P. 16
Winamo Surakhmad
Bahwa kehadiran universitas itu terwujud sesudah sekolah
menengah, belum cukup menjadi alasan untuk menyimpulkan
bahwa karenanya maka pendidikan universitas - dari sudut
pandang pengembangan hakikat manusia seutuhnya - harus lebih
baik dari pendidikan-pendidikan yang sebelumnya. Bahwa
universitas adalah lembaga tahap terakhir untuk secara iebih
intensif dan terarah menghasilkan ilmuwan, pemikir, dan pemimpin
masa depan di dalam berbagai bidang, juga belum dapat menjadi
alasan menyimpulkan adanya superioritas kependidikan
universitas. Bukan pada saat seseorang memasuki universitas,
baru dimulai usaha pengembangan potensi manusia untuk
berkembang secara utuh. Proses ini telah terjadi lama sebelum
seseorang memasuki tingkat universitas. Proses belajar berpikir,
proses belajar mengenal masalah, belajar mengambil keputusan,
belajar bernalar tentang hal yang benar dan yang salah, berakhlak
untuk membedakan antara yang baik dengan yang buruk, telah
diaktualisasikan semenjak seseorang anak dilahirkan, dan
berlanjut dengan atau tanpa universitas. Singkatnya, universitas
bukanlah lembaga yang pertama, dan juga bukan lembaga satu-
satunya, yang dapat mengklaim sebagai lembaga pendidikan.
Jadi pada hakikatnya universitas tidak dapat dan tidak boleh
berpretensi menjadi sebuah kekuatan tunggal di dalam intervensi
kependidikan. Andai katapun ada di antara kita yang berkeras
untuk memandang universitas secara das Sol/en sebagai lembaga
"puncak" yang merupakan titik kulminasi pendidikan, masih patut
dipertanyakan bagaimana universitas "puncak" tersebut di dalam
realitas, sebagai das Sein.
Kalau pendidikan adalah proses normatif (bukan sekadar proses
teknis!) yang berhubungan langsung dengan penumbuhan rasa
kagum manusia terhadap keagungan khaliknya; kalau ia adalah
nilai yang berkaitan dengan pengembangan potensi manusia
sebagai insan yang mandiri lahir dan batin; kalau pendidikan
adalah kekuatan yang memerdekakan manusia, yang memperkuat
moral dan akhlaknya, dan memperkuat daya nalarnya; kalau
pendidikan memberdayakan manusia untuk kehidupan duniawi dan
ukhrawi; kalau, singkatnya, pendidikan adalah proses normatif
yang memanusiakan manusia, maka apakah beralasan bagi
4